iklan | iklan |
Scalping adalah suatu strategi trading forex dimana trader cenderung melakukan open dan close posisi secara cepat dan berulang-ulang setiap harinya. Trader yang cenderung melakukan teknik ini disebut scalper. Scalping juga merupakan strategi yang cocok bagi para trader yang tidak punya waktu untuk online seharian penuh mengawasi proses trading. Namun, scalping mengharuskan trader ikut mengawasi dengan cermat proses trading yang berlangsung dalam kurun waktu yang dapat disesuaikan.
Beberapa orang memiliki anggapan bahwa scalping hanyalah digunakan oleh pemula. Jangan salah. Scalper juga membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan keuntungan di pasar forex yang bergerak dengan cepat. Pergerakan cepat tersebut juga dapat mengakibatkan kerugian, sehingga seorang scalper harus terlatih dan siap dengan resiko ini. Ada banyak hal yang harus diperhatikan trader jika ingin mencoba teknik scalping. Salah satunya adalah memilih broker yang tepat untuk menjalankan strategi trading jangka super singkat tersebut.
Tidak semua broker mengizinkan teknik scalping karena dengan menggunakan strategi ini, seorang trader bisa saja menutup banyak posisi dalam waktu yang bersamaan. Hal ini dapat memberatkan kerja server broker, selain juga memperumit manajemen risiko broker.
Kriteria Broker Terbaik Untuk Scalping
Broker terbaik untuk scalping harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya adalah:
1. Memperbolehkan Teknik Scalping
Teknik scalping yang membuka dan menutup posisi dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat menjadi tidak efisien bagi broker. Oleh karena itu beberapa broker yang cenderung tidak menyukai metode scalping akan memperlambat akses ke sistemnya atau bahkan melarang teknik ini untuk digunakan. Trader yang ingin menggunakan teknik scalping harus memahami betul peraturan broker.
2. Broker Non Dealing Desk (NDD)
Trader yang cenderung menggunakan teknik scalping sebaiknya memilih broker yang Non Dealing Desk (NDD). Pada broker jenis NDD, order klien akan langsung diteruskan ke pasar, lembaga keuangan, bank-bank besar atau broker jenis NDD yang lebih besar. Hal ini berarti trader akan bertrading langsung dengan kondisi pasar sesungguhnya. Spread pada broker NDD akan berubah-ubah sesuai dengan keadaan pasar yang sesungguhnya. Broker NDD adalah broker yang memiliki jenis ECN (Electronic Communication Network), STP (Straight Throught Processing) dan DMA (Direct Access Market).
ECN adalah jenis broker forex dimana trader bisa langsung terhubung dengan pasar tanpa perantara ataupun campur tangan dari pihak broker maupun dealer (dealing desk). STP adalah broker yang menghubungkan trader dengan broker besar lainnya atau broker dengan jenis ECN dengan likuiditor tertentu. Broker jenis DMA adalah broker yang cara kerjanya menyerupai broker ECN. Bedanya, broker DMA terikat kontrak dengan penyedia likuiditas tertentu.
3. Teregulasi
Trader yang menggunakan teknik scalping sebaiknya menghindari broker-broker yang tidak teregulasi dengan benar. Broker-broker yang tidak teregulasi tersebut umumnya disebut broker bucket shop atau broker kaki lima. Broker seperti ini sering mengecoh klien yang masih awam dan belum paham betul mekanisme perdagangan pasar forex. Kekurangan broker semacam ini adalah ekesekusi order yangc cenderung lambat, requote order yang berlebihan, dan server yang sering down atau terputus-putus
Selain alasan diatas, trader juga harus berhati-hati terhadap broker yang mengaku berjenis ECN tetapi sering memanipulasi klien. Cara yang paling aman memilih broker adalah melihat regulasinya terlebih dahulu. Regulator dengan kredibilitas tinggi dan benar antara lain: CFTC dan NFA (Amerika Serikat), FSA (Inggris), ASIC (Australia) dan CySEC (Siprus). Trader harus memperhatikan bentuk regulasi masing-masing broker sebelum memulai trading dengan teknik scalping.
4. Menyediakan Leverage Tinggi
Besarnya leverage cukup mempengaruhi trader yang menggunakan teknik scalping karena scalper mengumpulkan profit yang tidak seberapa besar, tetapi jika dijumlahkan akan menjadi nilai yang cukup banyak. Namun, hasil dalam beberapa minggu terkadang tidak memuaskan dibandingkan dengan tenaga yang terbuang. Untuk mengatasi hal ini, scalper akan menggunakan beberapa ukuran leverage saat bertrading, tentunya yang sesuai dengan peraturan broker tempat mereka bertrading.
Semakin besar leverage, maka margin (jaminan trading) akan semakin kecil dan hal ini akan membuat trader dapat menggunakan lot yang semakin banyak. Untuk trader yang baru saja belajar menggunakan teknik scalping, ada baiknya memilih leverage kecil terlebih dahulu saat awal-awal bertrading sampai menemukan metode yang sesuai dan teruji untuk digunakan. Setelah metode scalping yang tepat telah teruji, leverage dapat ditingkatkan sedikit demi sedikit. Namun, jangan lupa untuk selalu menggunakan setting stop loss dan target profit.
5. Spread Rendah
Spread adalah biaya yang harus dibayarkan pada broker untuk pelayannnya baik ketika trader profit ataupun loss. Untuk trader yang sudah sukses dengan strategi trading mereka, biaya spread dianggap masih wajar dan dapat ditoleransi. Tetapi, trader yang menggunakan teknik scalping harus membuka dan menutup posisi puluhan kali dalam tempo yang singkat. Tidak menutup kemungkinan seorang scalper akan membuka dan menutup posisi lebih dari seratus kali perhari. Biaya spread ini harus diperhatikan dengan cermat agar tidak merugikan scalper.
Spread yang tinggi dapat merugikan hasil yang didapatkan oleh scalper selama trading. Scalper akan membuka dan menutup posisi dalam jumah banyak dan dalam tempo singkat dengan harapan memeperoleh profit yang sedikit namun jika digabungkan akan menjadi banyak. Namun, dengan membuka dan menutup posisi maka spread akan berlipat ganda dan mengurangi hasil yang dikumpulkan. Bahkan bisa membuat hasilnya menjadi minus. Oleh karena itulah seorang trader dengan teknik scalping harus memilih broker dengan spread serendah mungkin, terutama untuk mata uang yang likuid.
Mana Saja Broker Terbaik Untuk Scalping?
Berikut ini adalah daftar broker terbaik untuk scalping yang bisa digunakan oleh para trader forex:
Monex
Dari kancah lokal, broker yang beroperasi di bawah PT Monex Investindo Futures ini potensial untuk menjadi broker terbaik bagi scalper. Selain teregulasi Bappebti, Monex dikenal cukup aktif mempromosikan spread rendah mulai dari nol koma sehingga bisa meminimalisir biaya per transaksi. Broker ini juga tidak melarang teknik scalping dan menyediakan leverage hingga 1:100.
HFX
Tak kalah dari Monex, HFX Internasional Berjangka juga memfasilitasi kemudahan scalping dengan tawaran spread serendah 0 pips dan leverage hingga 1:200. Broker lokal berizin ini bahkan secara eksplisit menyebutkan kenyamanan scalping sebagai salah satu keunggulan yang mereka tawarkan. HFX juga menyediakan tool trading dan MT4 yang bisa diakses di berbagai platform.
MRG Mega Berjangka
MRG Futures atau MRG Mega Berjangka menyediakan kondisi trading raham scalping lewat akun Silver. Melalui jenis akun ini, trader bisa memperoleh spread serendah 0.8 pips dan leverage hingga 1:200 dengan deposit minimal $300. Broker yang merupakan wajah baru Askap Futures ini telah terdaftar di Bappebti dan menerapkan sistem Segregated Account untuk menjamin keamanan dana klien.
Apakah Anda tertarik dengan scalping? Pilihlah broker yang sesuai dengan kriteria di atas. Perhatikan betul klasifikasi masing-masing broker agar Anda dapat bertading menggunakan teknik scalping dengan aman dan nyaman. Setelah itu, Anda bisa belajar lebih lanjut tentang mitos dan fakta dalam teknik scalping forex, untuk semakin meningkatkan pemahaman Anda mengenai strategi yang satu ini.
Komentar : 16