iklan |
iklan |
Pernahkah Anda berpikir tentang bagaimana caranya agar posisi trading tidak cepat loss? Anda boleh jadi sudah mencoba beragam taktik seperti memperlebar stop loss (SL) atau berganti-ganti indikator, tetapi hasilnya nihil. Tentu saja, karena solusi agar posisi trading tidak cepat loss bukan terletak pada indikator teknikal. Kalau ingin menghindari loss yang terlalu dini maupun ancaman kebangkrutan (Margin Call), maka solusi tepatnya adalah menerapkan manajemen risiko.
Artikel ini akan mengulas proses manajemen risiko dalam forex secara lengkap. Mulai dari dasar-dasar manajemen risiko, manajemen risiko per transaksi trading, pemahaman tentang risiko pasar, serta beberapa konsep manajemen risiko utama yang harus diketahui oleh trader forex. Mari mulai mempelajarinya satu per satu.
Dasar-Dasar Manajemen Resiko
Setiap kegiatan pasti mengandung risiko. Tapi, risiko yang terkandung dalam tiap kegiatan itu akan memiliki kadar yang berbeda-beda. Sebagai ilustrasi awal, di sini saya akan ambil contoh mengenai risiko yang biasa terjadi di setiap perjalanan.
Seseorang yang akan berangkat bekerja ataupun berwirausaha di kawasan yang strategis, setiap harinya berhadapan dengan kondisi jalanan yang macet. Ia bisa saja yakin akan sampai di kantor tepat waktu. Namun, ia tidak akan tahu bagaimana kondisi jalanan setiap saat. Bisa jadi muncul gangguan seperti pohon tumbang akibat hujan sebelumnya, jalanan ditutup karena ada pejabat lewat, atau faktor lain yang dapat menyebabkan terhalangnya perjalanan. Kemampuannya dalam mengelola ketidakpastian di jalanan adalah salah satu bentuk dari manajemen risiko.
Demikian pula terjadi di dunia keuangan dan investasi. Risiko adalah ketidakpastian yang bakal terjadi dari setiap situasi dan keputusan yang kita ambil. Hanya saja, konsekuensi dari risiko tersebut berupa berkurang atau hilangnya sebagian dana kita. Untuk itu, kita membutuhkan Manajemen Risiko.
Manajemen risiko akan membantu kita untuk mengenali risiko apa saja yang mungkin dihadapi dan cara apa saja yang perlu ditempuh untuk mengamankan atau meminimalisir sebagian jumlah kerugian kita. Bagi sebagian trader profesional, manajemen risiko merupakan kunci sukses utama. Manajemen risiko yang tepat bukan hanya dapat menjauhkan trader dari kerugian, melainkan juga mengoptimalkan keuntungan.
Manajemen Risiko Per Posisi Trading
Ada beberapa jenis risiko dalam forex. Ada risiko yang dapat dikendalikan oleh trader, dan ada pula risiko yang tidak dapat dikendalikan. Risiko trading adalah risiko yang Anda ambil ketika menentukan seberapa besar modal dan volume transaksi. Risiko jenis ini sepenuhnya ada di bawah kontrol Anda.
Risiko trading terbagi lagi menjadi dua, yakni:
- Risiko Ekuitas Total: Trader profesional biasanya menganjurkan agar risiko total dibatasi maksimum hanya sampai 20-30%. Artinya, trader hanya menggunakan maksimum sebesar 20-30% dari total ekuitas untuk trading forex dalam satu waktu. Trader yang hati-hati akan membaginya secara lebih spesifik lagi, yaitu sekitar 2-5% saja per posisi trading.
- Risiko per Posisi Trading: Setelah Anda menentukan batasan resiko ekuitas total, barulah manajemen resiko per posisi trading dapat diterapkan. Praktek manajemen risiko ini sederhana saja, yaitu menentukan dan memasang stop loss (SL). Ada beragam metode untuk menentukan stop loss, termasuk rasio risk/reward yang akan kita bahas pada bagian berikutnya dalam artikel ini.
Manajemen risiko seperti ini tentu akan membawa konsekuensi tersendiri. Konsekuensi utamanya: semakin banyak risiko yang Anda ambil per transaksi, semakin sedikit transaksi yang dapat dieksekusi.
Tabel di bawah ini menggambarkan jumlah kesempatan trading yang Anda miliki, dengan asumsi semua ekuitas dipergunakan untuk trading. Jika Anda ingin menggunakan 1% dari total ekuitas dalam setiap transaksi, maka Anda mungkin memiliki 100 kali kesempatan transaksi. Jika Anda memilih 5% dari total ekuitas, Anda akan memiliki 20 kesempatan. Hal ini perlu diperhitungkan dalam manajemen risiko forex agar Anda dapat menemukan rasio risk/reward yang sesuai.
Jangan buru-buru menerapkan asumsi pada tabel di atas. Kalau Anda benar-benar menggunakan semua atau sebagian ekuitas untuk trading dalam satu waktu, maka Anda pasti akan cepat terkena margin call (MC). Banyak pihak menyarankan agar trader tidak menggunakan lebih dari 2% total ekuitas per transaksi. Jadi seandainya mengalami25 kali kesalahan secara berurutan, Anda masih memiliki 50% ekuitas untuk dapat memulihkan kinerja trading.
Manajemen Risiko Pasar
Apabila risiko yang dapat dikendalikan oleh trader dapat dipahami sebagai "risiko trading", maka risiko yang tak bisa dikendalikan sering disebut sebagai "risiko pasar". Apa itu risiko pasar?
Risiko pasar bersumber dari pasar forex itu sendiri. Risiko pasar akan selalu ada, tak peduli apakah Anda ikut berkecimpung dalam trading forex ataupun tidak. Anda sama sekali tidak dapat melakukan apa-apa terhadap jenis resiko ini, kecuali memahami dan mencari cara mengatasinya.
Ada tiga manajemen risiko yang dapat Anda lakukan guna mengatasi risiko pasar, yaitu:
- Diversifikasi Portofolio: Diversifikasi berarti mengoleksi beragam instrumen trading agar Anda tidak langsung bangkrut ketika salah prediksi satu kali saja. Diversifikasi dapat dilakukan dengan mengoleksi beragam instrumen trading berdasarkan korelasinya. Anda dapat pula mempertimbangkan untuk tidak berfokus pada forex saja, melainkan juga reksa dana dan saham.
- Memahami Perubahan Harga dan Volatilitas: Harga semua instrumen di pasar memang selalu naik-turun. Namun, ada instrumen yang bergolak kencang dan ada yang pergerakannya lebih kalem. Anda perlu memahami volatilitas harga valas agar dapat mengelola trading dengan lebih baik.
- Memahami Leverage dan Margin: Risiko leverage dapat diartikan sebagai risiko yang muncul akibat penggunaan skala modal yang lebih besar dibanding modal yang disetorkan. Dalam trading forex, Anda dapat membeli atau menjual suatu instrumen seharga $ 100,000,- dengan hanya menyetorkan dana jaminan sebesar $1,000 dan menggunakan leverage 1:100. Semakin besar leverage yang Anda pilih, maka semakin kecil pula dana jaminan yang perlu Anda setorkan. Kondisi ini sekilas menguntungkan, karena Anda dapat menangkap semakin banyak peluang trading dengan modal terbatas. Namun bagaimana jika posisi Anda merugi? Tentu uang jaminan Anda juga akan cepat habis seiring dengan perubahan harga di pasar.
Konsep Manajemen Risiko Utama yang Wajib Diketahui Trader
Setelah menyimak ulasan risiko trading di atas, mungkin masih ada beberapa hal yang belum Anda pahami. Hal ini karena ulasan belum mencakup beberapa konsep pokok dalam praktek manajemen risiko. Antara lain rasio risk/reward, win rate, dan prinsip pareto. Berikut ini rincian masing-masing:
Rasio Risk/Reward (RR)
Rasio Risk/Reward adalah konsep manajemen risiko berupa rasio yang digunakan untuk membandingkan potensi keuntungan dengan resiko dalam setiap transaksi. Dalam dunia trading, istilah tersebut digunakan untuk mendefinisikan berapa besar kerugian yang siap Anda tanggung demi mencapai keuntungan tertentu.
Misalnya Anda menentukan rasio Risk/Reward pada 5:1, artinya Anda akan memasang stop loss pada jarak lima kali lipat dari target profit. Kalau target profit mencapai 25 pips, maka Anda akan mematok stop loss pada jarak 125 pips. Rasio ini bukan berarti bahwa Anda secara nyata menerima keuntungan 5 kali lebih besar dibanding resiko. Sekali lagi, ini merupakan rasio dan bukan fakta.
Penentuan rasio RR bersifat subjektif. Setiap orang memiliki toleransi risiko berbeda-beda, sehingga rasio RR yang ditentukan pun berbeda-beda. Investor bermodal besar akan memiliki tingkat penerimaan terhadap resiko lebih besar dibanding investor kecil. Faktor personal lain manajemen resiko, seperti tujuan, karakter dan tingkat kemampuan juga berpengaruh dalam menyusun rasio. Sebagian trader profesional menyarankan rasio RR setidaknya 1:2, tetapi Anda dapat menyusun rasio sendiri.
Penentuan rasio RR tidak perlu rumit. Anda hanya perlu menjawab dua pertanyaan di bawah ini:
- Berapa jumlah keuntungan yang anda inginkan dari setiap transaksi?
- Berapa jumlah dana yang rela Anda risikokan untuk mendapatkan keuntungan tersebut ?
Setelah menjawabnya, bagilah jumlah keuntungan tersebut terhadap jumlah resiko yang Anda relakan. Hasilnya adalah rasio RR Anda sendiri. (Baca juga: Risk/Reward Ratio adalah Holy Grail dalam Trading Forex)
Win Rate
Win Rate ditujukan untuk mengukur seberapa besar persentase kemenangan banding kekalahan yang dihasilkan oleh sistem trading Anda. Untuk mendapatkannya, Anda tentu harus memiliki sistem trading forex terlebih dahulu. Susunlah sistem tersebut, kemudian uji hasilnya melalui back testing ataupun forward testing dengan menggunakan demo account.
Anda juga dapat melakukannya dengan tes visual melalui grafik (apabila backtesting dan forward testing dianggap sukar). Catatlah berapa kali sistem tersebut menghasilkan keuntungan dan mengalami kekalahan. Dengan demikian, Anda telah mendapatkan angka win rate atau win to loss ratio yang dapat dipertimbangkan dalam menyusun manajemen risiko trading.
Anda tak perlu mengejar win rate 100%, karena hal itu mustahil terjadi. Loss merupakan kewajaran sebagai implikasi dari eksistensi risiko pasar. Bahkan para trader ternama dunia seperti George Soros pun pernah mengalami kerugian, bagaimana mungkin pemain gurem seperti kita berharap trading tanpa loss!?
Oleh karena itu, berfokuslah untuk meraih win rate berapapun yang bisa seimbang dengan rasio RR Anda. Tingkat win rate hanya 60% pun dapat menghasilkan keuntungan jika cocok dengan rasio risk/reward 1:2. Trader profesional bahkan bisa menghasilkan profit melimpah dari win rate kurang dari 50% berkat prinsip pareto.
Prinsip Pareto
Prinsip Pareto mengatakan bahwa 20% dari sesuatu itu selalu mendatangkan hasil 80%. Dengan kata lain, 80% hasil diperoleh dari 20% aktivitas. Dalam hal trading, profit yang efektif itu datang hanya dari sebagian kecil (20%) aktifitas transaksi Anda.
10 Transaksi EUR/USD; setiap transaksi memiliki SL 50 poin dan TP 100. 6 dari transaksi tersebut terkena stoploss dan menghasilkan kerugian, 4 lainnya menghasilkan keuntungan
- 6 Transaksi Loss x 50 poin (pips) x $10/poin =- $3,000
- 4 Transaksi Profit x 100 poin x $10/poin = +$4,000
- Net Profit/Loss = +$1,000
Contoh di atas membuktikan bahwa pengelolaan manajemen risiko trading dapat membantu Anda untuk meraup keuntungan meskipun dengan sistem trading (indikator) yang kurang akurat. Tapi, menyusun manajemen risiko yang tepat itu membutuhkan trial and error juga. Anda dapat coba menyusun dan mempraktekkan manajemen risiko pada akun demo forex terlebih dahulu sebelum menerapkannya.