EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,315.04/oz   |   Silver 27.47/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 30 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 31 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 32 menit lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 34 menit lalu, #Saham AS

AS-China Lanjutkan Dialog Awal Oktober, Rupiah Merambat Naik

Penulis

Meredanya perang dagang AS-China berdampak pada nilai rupiah yang terus menguat. Prospek tetap stabil diperkuat dengan terjaganya aliran modal asing di dalam negeri.

Seputarforex.com - Dua hari berturut-turut sejak Kamis (5/September), nilai Rupiah terhadap Dolar AS menguat. Faktor eksternal seperti tensi dagang antara AS-China yang mulai reda, membawa angin segar bagi kurs Rupiah. Dilansir dari Bloomberg pada hari Jumat (6/September), nilai tukar rupiah naik 0.38% di level Rp14,101 pada pukul 15:33.

Chart Penguatan Nilai Rupiah

 

Dipengaruhi Meredanya Tensi Dagang

AS-China sepakat melanjutkan dialog pada awal Oktober mendatang di Washington. Kondisi ini menyebabkan pelaku pasar bereaksi dengan melepas Dolar AS dan beralih ke aset-aset dari emerging market yang memiliki profil risiko tinggi, salah satunya pada Rupiah.

Penguatan Rupiah ini termasuk beruntung, karena tidak semua mata uang negara Asia ikut melonjak naik. Selain Rupiah, hanya mata uang Won (Korea Selatan), Ringgit (Malaysia), dan Baht (Thailand) yang turut menguat. Di luar ketiga mata uang itu, mayoritas mata uang benua kuning melemah, tidak sejalan dengan tensi dagang AS-China yang mulai reda.

 

Aliran Modal Asing Terjaga, Rupiah Diestimasi Tetap Stabil

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan jika nilai tukar rupiah terus menguat sejalan dengan tetap terjaganya aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, yang mencermati jika pada Agustus lalu, Rupiah telah mengalami kenaikan sekitar 1 persen jika dibandingkan akhir tahun lalu.

"Rupiah sampai dengan 21 Agustus 2019 secara point to point menguat sebesar 0.98 persen dibandingkan level akhir tahun 2018," jelas Perry seperti yang dilansir dari Liputan6.com.

Perry juga menambahkan bahwa untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, BI akan terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik di pasar uang maupun valas.

289973
Penulis

Sudah terjun di dunia jurnalis sejak 2013. Aktif menulis di media cetak, online, dan website pribadi dengan berbagai macam topik. Selain itu, juga trading saham sejak 2018.