Advertisement

iklan

Yen Jepang melemah terhadap USD di tengah berkurangnya sentimen penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret dan perubahan kebijakan BoJ, 3 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD pulih dari beberapa penurunan di dekat level 1.2550 menjelang data ketenagakerjaan Inggris dan CPI AS, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level positif sekitar 1.0770, data CPI AS diawasi, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   XAU/USD bertahan di atas level $2,000, investor menunggu data CPI AS, 6 jam lalu, #Emas Teknikal   |   TikTok resmi investasikan lebih dari Rp23.38 triliun di GOTO Group, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Diprediksikan menguat, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mungkin akan tembus Rp130 persaham hari ini, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Hingga kuartal III, Wika Beton (WTON) catat kontrak baru senilai Rp5.1 triliun atau 59.77% dari target Rp8.65 triliun, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke level 7,147.39 pada awal perdagangan hari ini, 8 jam lalu, #Saham Indonesia
Selengkapnya

Aussie dan Kiwi Seret Tanpa Sinyal Kenaikan Bunga Lagi

Penulis

Bank sentral Australia dan New Zealand tak mengubah suku bunga dalam pengumuman pekan ini. Akibatnya, AUD/USD dan NZD/USD tertekan.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Situasi ekonomi memaksa berbagai negara mulai menghentikan "lomba" kenaikan suku bunga yang telah berlangsung sejak tahun lalu. Diantaranya, Australia dan New Zealand.

Bank sentral kedua negara tersebut memutuskan untuk tak mengubah suku bunga dalam pengumuman pekan ini. Akibatnya, AUD/USD dan NZD/USD tertekan pada level terendah sejak November 2022.

NZDUSD Daily

Reserve Bank of Australia (RBA) mengadakan rapat kebijakan reguler pertama di bawah pimpinan barunya, Michele Bullock, pada hari Selasa (3/September). Dalam kesempatan itu, RBA memutuskan untuk mempertahankan suku bunga 4.1%. RBA berupaya untuk tetap mengekspresikan bias hawkish, tetapi para pakar tak lagi memperhitungkan kenaikan bunga lanjutan.

Bullock menekankan kesiapan untuk menaikkan suku bunga lagi apabila dibutuhkan untuk mencapai target inflasi dalam jangka waktu yang ditentukan. Ia menambahkan bahwa "dewan akan terus memerhatikan perkembangan dalam perekonomian global, tren pengeluaran rumah tangga, serta prospek inflasi dan pasar tenaga kerja" dalam pengambilan keputusan mendatang.

Anneke Thompson, kepala ekonom CreditWatch, berpendapat keputusan RBA dipengaruhi oleh kelemahan berkelanjutan dalam perdagangan dan kepercayaan konsumen, serta tren menurun dalam inflasi inti. Ia juga memeringatkan bahwa lowongan kerja terus merosot dan dapat mengakibatkan tingkat pengangguran Australia meningkat lagi dalam bulan-bulan mendatang.

Apabila prospek ekonomi benar-benar lebih suram, RBA tak lagi memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga. Situasi serupa dihadapi oleh Reserve Bank of New Zealand (RBNZ).

Hasil rapat RBNZ tadi pagi (4/September) menunjukkan sikap yang relatif lebih dovish daripada RBA. RBNZ mempertahankan suku bunga 5.5% dan tidak memberikan petunjuk apa pun untuk kenaikan lanjutan. Mereka hanya mengulangi janji untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam kurun waktu lebih lama, sembari menegaskan outlook "tetap sama" seperti dalam bahasan rapat Agustus lalu.

Download Seputarforex App

299827
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.