Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Belanja Rumah Tangga Jepang Mengecewakan, USD/JPY Stabil

Penulis

Household Spending Jepang merosot dalam basis bulanan, karena s ektor konsumsi mulai terkena dampak inflasi global dan trend upah rill yang stagnan.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Pada hari Selasa (05/April), kantor Kabinet Jepang merilis data Household Spending yang hanya mencapai 1.1 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada bulan Februari. Angka ini di bawah ekspektasi kenaikan 2.7 persen dan merosot cukup drastis dari kenaikan 6.9 persen pada bulan Januari.

Household Spending Jepang Dibawah

Sektor belanja rumah tangga Jepang sejauh ini masih rapuh, tercermin pula dari data Household Spending bulanan (Month-over-Month) yang turun 2.8 persen, lebih buruk ketimbang forecast penurunan 1.5 persen dan melanjutkan trend buruk bulan sebelumnya yang mengalami pelemahan 1.2 persen.

Sentimen konsumen yang masih rapuh, lambannya pertumbuhan upah, dan tekanan inflasi global menjadi faktor utama yang membebani daya beli konsumen Jepang saat ini. Selain itu, pembatasan yang kembali diterapkan pemerintah kian menekan aktivitas ekonomi sehingga berdampak pada trend belanja.

"Harga akan melampaui kenaikan upah mulai sekarang, sehingga kami memperkirakan konsumsi ke depannya akan berada dalam trend lamban. Sementara itu, pengeluaran untuk layanan diperkirakan meningkat mulai April dan seterusnya. Hanya saja, kemungkinan besar harga yang lebih tinggi akan membebani sektor konsumsi lainnya," ungkap Takeshi Minami, kepala ekonom Norinchukin Research Institute.

Sebagai informasi, upah riil yang baru dirilis siang ini menunjukkan peningkatan 1.2 persen secara tahunan. Kendati demikian, perolehan tersebut relatif stagnan jika disesuaikan dengan inflasi. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi pembuat kebijakan BoJ yang selama ini hanya berkutat pada inflasi. Upah stagnan di tengah kenaikan inflasi secara global diperkirakan akan mengancam pertumbuhan ekonomi Jepang.

 

USD/JPY Bergerak Konsolidatif

Secara garis besar, rilis data pengeluaran rumah tangga Jepang siang ini tidak berdampak besar bagi pergerakan mata uang Yen melawan Dolar AS. Pair USD/JPY saat ini berada pada kisaran 122.50 atau melemah 0.22 persen secara harian. Secara teknikal, Yen masih terkonsolidasi setelah menyentuh rekor terlemah sejak 2015.

USDJPY stabil

297571
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.