Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Dolar AS Bersemangat Lagi Berkat Inflasi PPI

Penulis

Dolar AS mengokohkan posisinya di pasar forex meskipun tak ada terobosan baru dalam major pairs.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Para trader dolar bergairah menghadapi data inflasi produsen Amerika Serikat yang melampaui estimasi, setelah sempat terpukul oleh data inflasi konsumen kemarin. Indeks Dolar AS (DXY) kembali menguji kisaran 102.80-an pada sesi New York hari Jumat (11/Agustus).

DXY Daily

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) meningkat 0.3% (month-over-month) pada bulan Juli 2023. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi daripada data bulan Juni maupun estimasi pasar. Sedangkan PPI year-over-year melonjak 0.8% pada Juli, setelah tercatat naik 0.2% pada Juni.

Kenaikan inflasi produsen tersebut kemungkinan tak cukup untuk mendesak The Fed menaikkan suku bunga lebih lanjut pada September, sehingga ekspektasi bunga saat ini tetap sama dengan seusai pengumuman FOMC terakhir. Namun, ada kemungkinan The Fed menaikkan bunga lagi pada akhir tahun jika data-data inflasi lain juga meningkat dalam periode-periode mendatang.

"Data PPI menunjukkan bahwa inflasi masih memprihatinkan," kata Adam Sarhan, Chief Executive di 50 Park Investments, "Pasar perlu berhenti dan menelaah data-data inflasi yang keluar beragam, (karena) tidak jelas apa yang akan dilakukan The Fed selanjutnya. Meskipun Fed tak menaikkan bunga satu kali (pada September), pertanyaannya menjadi apa yang akan dilakukannya sepanjang sisa tahun ini."

Bursa saham Wall Street cenderung tertekan dalam merespons rilis data PPI ini. Sementara itu, yield Obligasi US Treasury 2Y langsung melonjak sampai 4.9%.

Dolar AS juga mengokohkan posisinya di pasar forex, meskipun tak ada terobosan baru dalam major pairs. Likuiditas pasar relatif minim menjelang penutupan akhir pekan, sedangkan fluktuasi pada sejumlah pasangan mata uang cenderung terbatas seiring mendekatnya ambang krusial.

Pasar kembali menyoroti USD/JPY. Duet berjuluk "Ninja" ini melanjutkan reli sampai level tertinggi 144.97 saat berita ini ditulis, sehingga menempatkannya tiga pip di bawah ambang 145.00. Para analis telah lama memeringatkan bahwa ambang 145.00 dan/atau 150.00 berpotensi menjadi trigger intervensi Bank of Japan di pasar forex, karena Tokyo kemungkinan tak menyukai nilai tukar yen yang melebihi ambang tersebut.

"Anda harus memperhitungkan retorika (para pejabat Jepang -red) setelah yen mencapai 145," kata Moh Siong Sim, pakar strategi mata uang di Bank of Singapore, "Saya pikir pasar akan jauh lebih berhati-hati seiring kita mencapai level tersebut."

Download Seputarforex App

299649
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.