EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 158.190   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,333.98/oz   |   Silver 27.47/oz   |   Wall Street 38,239.66   |   Nasdaq 15,927.90   |   IDX 7,095.41   |   Bitcoin 63,113.23   |   Ethereum 3,262.77   |   Litecoin 83.95   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan menerbitkan laporan keuangan periode kuartal I/2024 pada hari ini. Pendapatan diprediksi Rp2.67 triliun dengan rugi bersih Rp799 miliar, 40 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29.10 triliun per Maret 2024, 45 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menyiapkan pelepasan sejumlah aset properti di kawasan Monas kepada investor asing sebagai salah satu persiapan pemindahan pemerintahan ke IKN Nusantara, 45 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,1137, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 17,862, pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 38,489, 46 menit lalu, #Saham AS

Gegara Fed, Euro Capai Tertinggi Tiga Bulan Versus Dolar AS

Penulis

Dolar AS terus menerus terdepresiasi hingga memberi peluang bagi Euro untuk mencapai rekor terbaik sejak Maret 2019.

Mata uang Euro mencetak level tertinggi 1.1389 terhadap Dolar AS dalam perdagangan hari ini (24/Juni). Rekor puncak sejak pertengahan Maret 2019 tersebut dicapai meski tanpa katalis dari pasar domestik. Penyebab utamanya adalah minimnya rilis data yang bertepatan dengan pelemahan Greenback secara beruntun pasca pengumuman Federal Reserve minggu lalu.

EURUSDGrafik EUR/USD Weekly via Tradingview

Pengumuman pasca rapat FOMC pekan lalu mensinyalkan bahwa Federal Reserve bisa memangkas suku bunga berulang kali dalam waktu dekat, atau kemungkinan mulai bulan Juli-Agustus. Kabar tersebut memicu aksi jual terhadap Dolar AS, sehingga menempatkannya pada posisi lebih lemah dalam jangka pendek versus Euro. Namun, itu tak lantas berarti Zona Euro benar-benar memiliki kondisi fundamental yang lebih baik ketimbang AS.

"Memang benar bahwa ECB bisa jadi harus melonggarkan kebijakan moneternya, khususnya karena Fed telah bergeser ke bias pelonggaran moneter," kata Yukio Ishizuki, pakar strategi mata uang senior di Daiwa Securities, sebagaimana dikutip oleh Reuters. "Namun, ECB telah menerapkan kebijakan suku bunga negatif dan tak punya banyak ruang untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut walaupun mereka ingin melakukannya. Tidak seperti The Fed. Faktor seperti inilah yang nampaknya mendukung Euro."

Di tengah sepinya kalender forex awal pekan ini, pelaku pasar memantau sejumlah potensi konflik di Timur Tengah antara Iran dengan AS, serta isu anggaran Italia yang berkepanjangan. Upaya negosiasi dagang AS-China juga diawasi menjelang KTT G20 Osaka pada tanggal 28-29 Juni mendatang, meskipun sejumlah analis meragukan potensi damai kedua negara. Pasalnya, sementara kedua pihak tengah merintis diskusi baru, Wall Street Journal melaporkan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk mengharuskan semua komponen teknologi seluler 5G yang akan dipasarkan di AS agar dibuat di luar China.

288941
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.