Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Inflasi Australia Kembali Turun, AUD/USD Merosot Sejenak

Penulis

Inflasi konsumen Australia turun di bawah ekspektasi sehingga pasar sempat mengkhawatirkan jeda kenaikan suku bunga RBA.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Biro Statistik Australia pada hari Rabu (26/Juli) merilis data CPI yang lebih rendah dari ekspektasi. CPI tahunan Australia turun dari 7 persen menjadi 6 persen, lebih rendah dari konsensus 6.2 persen. Sementara dalam basis kuartalan (quarter-over-quarter), data CPI Australia turun dari 1.4 persen menjadi 0.8 persen, di bawah forecast ekonom sebesar 1.0 persen.

Data inflasi yang turun lebih dalam dari ekspektasi langsung menekan Dolar Australia. Pasalnya, pasar memperkirakan Bank Sentral Australia (RBA) akan menahan suku bunga pada pertemuan selanjutnya. AUD/USD pun merosot hingga 0.64 persen dan mencapai 0.6729. Namun saat berita ini ditulis, harga sudah terkoreksi ke 0.6759.

Inflasi Australia Kembali Turun, AUD/USD Merosot Tajam

 

Inflasi Masih Jauh Dari Target RBA

Penurunan AUD/USD pagi ini tak bertahan lama karena pasar segera menyadari jika tingkat inflasi Australia saat ini masih cukup jauh dari target RBA di sekitar 2-3 persen.

Biaya sewa dan perumahan masih cukup tinggi, dan hambatan pada rantai pasokan serta faktor cuaca membuat harga bahan pangan ikut meningkat. Faktor-faktor ini menjadi tantangan bagi pembuat kebijakan RBA untuk menurunkan inflasi lebih jauh.

Di samping itu, ketenagakerjaan Australia yang ketat masih akan memicu kenaikan inflasi. Data Employment Change Australia baru-baru ini menunjukkan sektor tenaga kerja tetap solid hingga akhir kuartal kedua, sementara tingkat pengangguran (Unemployment Rate) berada di dekat level terendah 50 tahun.

Jadi meskipun RBA benar-benar menjeda kenaikan suku bunga setelah rilis data inflasi kali ini, outlook jangka panjang untuk kebijakan moneter bank sentral tersebut tetaplah hawkish. Sebagai informasi, RBA telah menaikkan suku bunga sebanyak 400 bps sejak tahun lalu untuk memerangi inflasi yang tidak terkendali. Dengan laju pencapaian saat ini, mayoritas ekonom memperkirakan inflasi Australia baru akan mencapai target 2-3 persen pada pertengahan 2025.

Download Seputarforex App

299600
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.