iklan |
iklan |
Seputarforex - Dolar AS menguat pada sesi perdagangan Asia akhir pekan (10/Juli), setelah terjadi peningkatan kasus COVID-19 secara global yang memantik kecemasan investor. Pada saat berita ini ditulis, Indeks DXY yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang mayor berada di kisaran 96.84, menguat 0.06 persen dari level pembukaan harian.
Sementara itu, posisi Dolar AS dalam pair-pair mayor juga menunjukkan kenaikan. Greenback diketahui menguat 0.21 persen melawan Dolar Australia, menguat 0.01 persen terhadap Dolar Kanada, dan menguat 0.02 persen versus Dolar New Zealand. Dolar AS juga naik terhadap Euro dan Sterling, masing-masing sebesar 0.11 persen dan 0.13 persen.
Pertambahan Kasus COVID-19 Naikkan Sentimen Risk Off
Menurut laporan terbaru WHO, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia per tanggal 9 Juli sudah mencapai 12.3 juta. Amerika Serikat menjadi negara penyumbang kasus terbesar dengan total penderita mencapai lebih dari 3.2 juta. Selama dua hari berturut-turut sejak Rabu (8/Juli), AS mencatatkan kenaikan kasus baru COVID-19 sebanyak lebih dari 60,000 per hari. Lonjakan tersebut merupakan rekor harian terbesar jika dibandingkan negara manapun.
Analis pun mencermati peningkatan kasus COVID-19 sebagai penyebab mencuatnya sentimen risk off di pasar saat ini. Amerika Serikat menjadi sorotan, khususnya negara bagian Florida yang melaporkan lonjakan signifikan.
"Pasar sedang dalam nuasa risk off ringan karena dipicu oleh angka kasus virus Corona yang cukup buruk di negara bagian Florida," kata Kyosuke Suzuki, direktur analisis mata uang di Societe Generale.
Disamping isu penyebaran virus Corona, faktor lain yang mendasari penguatan Dolar AS datang dari putusan Mahkamah Agung AS (Supreme Court), yang tidak mengabulkan permintaan House of Representatives untuk mengungkap catatan keuangan Presiden Trump.