Minat risiko pasar merosot drastis dalam perdagangan sesi Asia hari ini (14/November), karena munculnya laporan bahwa negosiasi dagang AS-China tersandung kendala signifikan. Situasi tersebut mengakibatkan aset-aset safe haven seperti Yen Jepang dan Franc Swiss menguat, sedangkan Yuan, Dolar Australia, dan sejumlah aset berbeta tinggi lain langsung terjun bebas. Saat berita ditulis, AUD/USD membukukan penurunan harian sekitar 0.6 persen di kisaran 0.6795, sementara USD/JPY terkoreksi 0.1 persen dekat level 108.60-an.
Grafik AUD/USD Daily via Tradingview.com
The Wall Street Journal melaporkan bahwa negosiasi dagang AS-China menghadapi kendala terkait rencana pembelian masif produk agrikultur AS oleh Beijing. Presiden AS Donald Trump telah sesumbar bahwa China bersedia melakukan pembelian kedelai, babi, dan produk agri lain senilai USD50 Miliar per tahun dari AS. Namun, China tidak mau mencantumkan angka tertentu secara hitam di atas putih dalam teks perjanjian.
Mengutip narasumber yang tak disebutkan namanya, WSJ mengklaim China enggan menyetujui sebuah kesepakatan yang secara sepihak hanya menguntungkan Amerika Serikat saja. Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menegaskan hanya akan menyetujui "kesepakatan yang tepat" bagi AS. Laporan ini berimbas besar terhadap sentimen pasar, karena pelaku pasar telanjur memperhitungkan prospek damai AS-China sejak dua pekan lalu.
"Apabila Trump mengambil garis keras, dibekali oleh kekuatan pasar saham (AS) belakangan, dan menolak memberikan sejumlah konsesi bagi China, (maka) ada risiko kesepakatan tidak bisa dicapai pada menit-menit terakhir," ujar Makoto Noji dari SMBC Nikko Securities, sebagaimana dikutip oleh Reuters.
Rilis data-data ekonomi China terbaru turut memperburuk outlook Dolar Australia. Penjualan ritel, output industri, dan investasi aset tetap di negeri Panda kompak meleset dari ekspektasi dalam statistik bulan Oktober 2019. Padahal, China merupakan salah satu destinasi ekspor komoditi utama bagi berbagai negara, termasuk Australia.
Data ketenagakerjaan Australia bulan Oktober juga memerah dalam laporan pagi ini. Tingkat pengangguran meningkat dari 5.2 persen menjadi 5.3 persen, sementara Employment Change mencetak skor -19.0k. Kedua barometer pasar tenaga kerja itu sama-sama meleset dari ekspektasi, sehingga meningkatkan prospek dipertahankannya suku bunga super rendah oleh bank sentral Australia.