EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 158.190   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,333.98/oz   |   Silver 27.48/oz   |   Wall Street 38,239.66   |   Nasdaq 15,927.90   |   IDX 7,097.20   |   Bitcoin 63,113.23   |   Ethereum 3,262.77   |   Litecoin 83.95   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan menerbitkan laporan keuangan periode kuartal I/2024 pada hari ini. Pendapatan diprediksi Rp2.67 triliun dengan rugi bersih Rp799 miliar, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29.10 triliun per Maret 2024, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menyiapkan pelepasan sejumlah aset properti di kawasan Monas kepada investor asing sebagai salah satu persiapan pemindahan pemerintahan ke IKN Nusantara, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,1137, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 17,862, pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 38,489, 2 jam lalu, #Saham AS

Kesepakatan Dagang Tersandung Kendala, AUD/USD Terjerembab

Penulis

Ada kemungkinan kesepakatan dagang AS-China gagal pada detik-detik terakhir. Situasi ini menjerumuskan beragam aset berisiko tinggi, termasuk Dolar Australia.

Minat risiko pasar merosot drastis dalam perdagangan sesi Asia hari ini (14/November), karena munculnya laporan bahwa negosiasi dagang AS-China tersandung kendala signifikan. Situasi tersebut mengakibatkan aset-aset safe haven seperti Yen Jepang dan Franc Swiss menguat, sedangkan Yuan, Dolar Australia, dan sejumlah aset berbeta tinggi lain langsung terjun bebas. Saat berita ditulis, AUD/USD membukukan penurunan harian sekitar 0.6 persen di kisaran 0.6795, sementara USD/JPY terkoreksi 0.1 persen dekat level 108.60-an.

AUDUSD DailyGrafik AUD/USD Daily via Tradingview.com

The Wall Street Journal melaporkan bahwa negosiasi dagang AS-China menghadapi kendala terkait rencana pembelian masif produk agrikultur AS oleh Beijing. Presiden AS Donald Trump telah sesumbar bahwa China bersedia melakukan pembelian kedelai, babi, dan produk agri lain senilai USD50 Miliar per tahun dari AS. Namun, China tidak mau mencantumkan angka tertentu secara hitam di atas putih dalam teks perjanjian.

Mengutip narasumber yang tak disebutkan namanya, WSJ mengklaim China enggan menyetujui sebuah kesepakatan yang secara sepihak hanya menguntungkan Amerika Serikat saja. Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menegaskan hanya akan menyetujui "kesepakatan yang tepat" bagi AS. Laporan ini berimbas besar terhadap sentimen pasar, karena pelaku pasar telanjur memperhitungkan prospek damai AS-China sejak dua pekan lalu.

"Apabila Trump mengambil garis keras, dibekali oleh kekuatan pasar saham (AS) belakangan, dan menolak memberikan sejumlah konsesi bagi China, (maka) ada risiko kesepakatan tidak bisa dicapai pada menit-menit terakhir," ujar Makoto Noji dari SMBC Nikko Securities, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Rilis data-data ekonomi China terbaru turut memperburuk outlook Dolar Australia. Penjualan ritel, output industri, dan investasi aset tetap di negeri Panda kompak meleset dari ekspektasi dalam statistik bulan Oktober 2019. Padahal, China merupakan salah satu destinasi ekspor komoditi utama bagi berbagai negara, termasuk Australia.

Data ketenagakerjaan Australia bulan Oktober juga memerah dalam laporan pagi ini. Tingkat pengangguran meningkat dari 5.2 persen menjadi 5.3 persen, sementara Employment Change mencetak skor -19.0k. Kedua barometer pasar tenaga kerja itu sama-sama meleset dari ekspektasi, sehingga meningkatkan prospek dipertahankannya suku bunga super rendah oleh bank sentral Australia.

290955
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.