EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 153.190   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,300.29/oz   |   Silver 26.78/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 19 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 19 menit lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 20 menit lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 20 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 8 jam lalu, #Saham AS

Korut Dikhawatirkan Luncurkan Roket Lagi, Harga Emas Rebound

Penulis

Akhir pekan lalu, Kim Jong-un berikrar akan membangun persenjataan nuklirnya sebagai alat pencegah yang kuat bagi AS.

Seputarforex.com - Harga emas rebound dari level rendah dua bulan, setelah merebaknya kekhawatiran baru mengenai Korea Utara. Korut akan merayakan Hari Pendirian Partai Komunis pada 10 Oktober besok, sehingga dikhawatirkan kalau negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu bakal meluncurkan misil atau melakukan uji coba nuklir lagi.

Kim Jong Un

 

Ikrar Kim Jong-Un

Pada hari Jumat, harga emas berjangka untuk pengiriman Desember di COMEX New York Mercantile Exchange sempat merosot hingga $1,262.80 pasca rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat, tetapi kemudian berbalik arah dan ditutup naik 0.48% di $1,279.26. Pada Senin pagi ini (9/Oktober), XAU/USD di sesi perdagangan Asia terus melaju dan telah mencapai $1,280.04.

Akhir pekan lalu, Kim Jong-un berikrar akan membangun persenjataan nuklirnya sebagai "alat pencegah yang kuat" bagi AS. Kemudian dalam sebuah rapat, ia mempromosikan adik perempuannya, Kim Yo-Jong, serta menteri luar negeri Ri Yong-Ho untuk masuk dalam politburo, komite pengambil keputusan tertinggi Partai. Bulan lalu, Ri Yong-Ho sempat berbicara pada media mengenai kemungkinan uji bom nuklir yang mampu melintasi Samudera Pasifik.

Seiring naiknya lagi potensi ketegangan di Semenanjung Korea, indeks Dolar AS (DXY) merosot. Barometer kekuatan Dolar AS versus mata uang-mata uang mayor tersebut melorot 0.16% ke 93.62 di akhir perdagangan hari Jumat, dan masih berada di kisaran 93.76 saat berita ini ditulis. Dolar yang lebih lemah, ikut menunjang rebound harga emas kali ini.

Kenaikan juga dialami oleh komoditas logam mulia lainnya. Harga Perak naik 1.12% pada hari perdagangan sebelumnya, dan naik lagi 0.92% ke $16.95 per troy ons pagi ini. Platinum sempat minus 0.20% pada Jumat lalu, tetapi naik tipis 0.09% ke level $917.06 per troy ons pagi ini.

 

Masih Tunggu Kenaikan Suku Bunga FED

Terlepas dari itu, harga komoditas masih dibayangi oleh probabilitas dinaikkannya suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/FED).

Data ketenagakerjaan AS yang dirilis Jumat lalu agak mengecewakan karena menunjukkan penurunan jumlah pekerjaan sebanyak 33,000 di bulan September; disinyalir akibat Badai Harvey dan Irma. Namun demikian, tingkat pengangguran turun ke 4.2%, terendah sejak tahun 2001; sementara pendapatan rata-rata per-jam naik 2.9% dibandingkan setahun sebelumnya. Kedua poin tadi mendukung situasi ekonomi yang kondusif untuk kenaikan suku bunga akhir tahun ini, sedangkan dampak badai diproyeksikan mulai terkendali pada kuartal IV/2017.

Dalam sepekan ke depan, pasar akan memantau rilis notulen rapat FED yang kemungkinan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kenaikan suku bunga. Data mengenai inflasi dan penjualan ritel Amerika Serikat pun bakal menjadi sorotan.

280496
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.