Seputarforex.com – Nilai tukar rupiah menguat terhadap Dolar AS pada Kamis pagi ini (27/Desember). Berdasarkan pengamatan grafik pasar spot di Bloomberg pada pukul 11.10 WIB, Rupiah melemah sebesar Rp14,583 per USD. Namun, berdasarkan kurs referensi JISDOR, Rupiah tercatat menguat Rp.14,563, lebih besar dibandingkan Rabu (26/Desember) kemarin yang bergerak di kisaran Rp14,602.
Goncangan Terhadap Rupiah Tak Besar
Rupiah diprediksi akan terus mengalami turbulensi hingga awal 2019. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, goncangan tersebut dipicu oleh gejolak moneter dunia yang saat ini masih belum mereda. Selain itu, salah satu sentimen negatif lain yang dapat mempengaruhi nilai tukar Rupiah adalah pulihnya harga minyak mentah dunia. Apabila harga minyak tetap perkasa, maka tidak menutup kemungkinan Rupiah bisa melaju ke zona depresiasi.
Namun demikian, pemerintah optimistis Rupiah masih dapat bertahan dari goncangan tersebut. Darmin mengatakan bahwa nilai tukar Rupiah akan berkisar di area 14,500 per dolar AS.
"Yang menarik saat itu rupiah enggak melemah benar. Malah sedikit menguat tetapi kemudian berubah sedikit. Jadi akan ada di sekitar situ terus (14,500-an) selama seminggu dua minggu ini," tutur Darmin, dikutip dari Kompas.
Gejolak Politik AS Dan Perkembangan Perang Dagang AS-China
Sementara dari faktor eksternal, muncul rumor positif terkait hubungan dagang AS-China. Perwakilan urusan perdagangan AS dikabarkan akan mengunjungi Beijing pada pertengahan bulan depan untuk menegosiasikan hubungan perdagangan mereka. Walaupun belum ada konfirmasi resmi, kabar ini sempat menguatkan Dolar AS di sesi perdagangan Rabu malam kemarin.
Akan tetapi, penguatan Dolar AS sejatinya masih cukup rentan karena dibayangi oleh masalah politik AS. Parlemen dan Gedung Putih masih belum menemukan solusi untuk anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko, yang diajukan oleh Presiden Trump. Sehingga, Shutdown sebagian lembaga pemerintahan AS masih berlangsung hingga hari ini.