EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,338.13/oz   |   Silver 27.24/oz   |   Wall Street 38,262.07   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 20 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 20 jam lalu, #Saham AS

Pound Mengerem Kemerosotan Pasca Rapat Kebijakan BoE Desember 2019

Penulis

Menjelang voting EU Withdrawal Agreement Bill nanti malam, aksi jual Pound disuspensi sementara berkat pernyataan kebijakan BoE yang optimistis.

Poundsterling berhasil mengerem tren bearish-nya terhadap Dolar AS dan Yen Jepang dalam perdagangan hari ini (20/Desember), meskipun masih depresi versus Euro. Pada awal sesi Eropa, GBP/USD diperdagangan naik tipis di level 1.3022, sementara GBP/JPY stagnan di kisaran 142.28. Pernyataan resmi bank sentral Inggris (BoE) kemarin sedikit memudarkan keresahan pasar tentang prospek "Hard Brexit" maupun "No-Deal Brexit". Di sisi lain, trader dan investor menantikan voting EU Withdrawal Agreement Bill di parlemen Inggris nanti malam.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Dalam rapat kebijakan kemarin, BoE mempertahankan suku bunga tetap 0.75 persen, sesuai ekspektasi awal. Selain itu, otoritas moneter tertinggi Inggris Raya itu menyampaikan optimisme-nya terhadap prospek ekonomi ke depan seusai kemenangan PM Boris Johnson dalam pemilu pekan lalu.

Menurut BoE, pertumbuhan ekonomi Inggris telah melambat akibat "ketidakpastian brexit" dan "pertumbuhan global yang lebih lemah". Namun, mereka mencatat pula bahwa jika EU Withdrawal Agreement Bill diratifikasi, maka risiko "No-Deal Brexit" akan berkurang. BoE meyakini ratifikasi EU Withdrawal Agreement Bill juga bakal memicu rebound dalam investasi bisnis dan pertumbuhan ekonomi Inggris tahun depan. Oleh karena itu, Inggris dinilai tak membutuhkan pemangkasan suku bunga. Suku bunga bahkan bisa jadi dinaikkan setelah masalah brexit terselesaikan.

"Jika pertumbuhan global gagal terstabilisasi atau jika ketidakpastian brexit tetap bercokol, (maka) kebijakan moneter mungkin dibutuhkan untuk mendorong ekspektasi pemulihan inflasi dan pertumbuhan GDP Inggris. Ke depan, jika risiko-risiko ini tidak terwujud dan perekonomian pulih secara keseluruhan selaras dengan proyeksi MPC terbaru, (maka) beberapa pengetatan kebijakan secara moderat, bertahap, dan terbatas, bisa jadi dibutuhkan untuk mempertahankan inflasi sesuai target secara berkelanjutan," papar BoE.

Pernyataan BoE memupus spekulasi seputar prospek pemangkasan suku bunga. Namun, beberapa analis mewanti-wanti adanya kemungkinan pernyataan itu hanya pemanis. Faktanya, ketidakpastian brexit belum benar-benar lenyap karena voting EU Withdrawal Agreement Bill belum digelar. Di sisi lain, data-data ekonomi Inggris sudah mundur terlalu jauh, khususnya skor Purchasing Managers' Index (PMI) yang berkubang dalam teritori kontraksi.

"Kami meyakini MPC (BoE) melakukan manuver untuk tidak mengguncang situasi segera setelah pemilu, di tengah ketidakpastian brexit yang terus berlanjut," kata Fabrice Montagne, seorang ekonom dari Barclays, "Meskipun kami mempertahankan ekspektasi status quo (suku bunga tetap -red) dalam kebijakan moneter, kami menggarisbawahi risiko nyata pemangkasan suku bunga, khususnya jika data aktivitas ekonomi bulan November dan hasil survei (bisnis) bulan Januari gagal membaik."

291394
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.