Harga brent crude oil memperpanjang relinya hingga menembus $62 per barel pada hari Selasa (17/02) ini seiring dengan IEA yang mengingatkan perihal risiko suplai di Timur Tengah, walaupun sejumlah analis mengatakan bahwa harga minyak saat ini telah melonjak terlalu jauh dari level rendah yang tercapai pada bulan Januari.
Reli Berlebihan
Fatih Birol, salah seorang ekonom senior IEA mengatakan pada hari bahwa masih panasnya kasus ISIS di Irak dan Suriah merupakan tantangan terbesar bagi dunia investasi, terutama untuk menghindari kelangkaan minyak dalam beberapa dekade mendatang.
"Daya tarik investasi di Timur Tengah hampir mendekati nol, kemungkinan besar adalah akibat dari ketidakpastian yang melanda wilayah tersebut." tutur Birol.
Harga brent crude berjangka naik hingga 69 sen menjadi $62.09 per barel pada pukul 13:47 WIB hari ini sedangkan WTI crude Amerika Serikat mengalami kenaikan hingga 48 sen mencapai $53.26 per barel. Para analis yang dihimpun oleh Reuters mengatakan bahwa harga minyak dunia saat ini melambung terlalu tinggi (overblown).
"Pasar semakin sangsi terhadap reli harga minyak saat ini, dengan CFTC yang menunjukkan bahwa posisi net long non-komersial sedang memulai penurunan," demikian prediksi lain yang dikemukakan oleh Bank ANZ. Tekanan menurun kemungkinan dikarenakan oleh pasar produk-produk penyulingan dalam beberapa kuartal ke depan.