Seputarforex - Presiden Donald Trump dikabarkan telah menandatangani RUU stimulus bantuan COVID-19 pada hari Minggu (27/Desember) waktu AS. Langkah ini diambil untuk menghindari shutdown pemerintah pada hari Senin, sekaligus mencairkan tunjangan pengangguran bagi jutaan warga AS yang terdampak pandemi.
"Berita baik bagi paket stimulus. Informasi lebih lengkap akan menyusul," ciut Trump di akun Twitter-nya.
Keputusan Trump meneken RUU paket stimulus fiskal cukup mengejutkan. Pasalnya, Trump sebelum ini tegas menolak menandatangani paket stimulus lantaran menganggap nilainya terlalu kecil. Rencana Trump sebenarnya disambut positif oleh kubu partai Demokrat, namun mendapat penolakan tegas dari kubu partai Republik.
Beberapa jam sebelumnya, Senator Partai Republik Pat Toomey mengatakan kepada Fox News Sunday bahwa Trump ingin dikenang karena mendorong terwujudnya bantuan keuangan dalam jumlah besar. Akan tetapi, hal ini juga berisiko menimbulkan kekacauan jika ketidakpastian dibiarkan berlarut-larut.
Tidak diketahui secara pasti mengapa Trump berubah pikiran dan bersedia meneken RUU stimulus. Akan tetapi, sumber yang mengetahui situasi itu mengatakan bahwa beberapa penasihat telah mendesaknya untuk mengalah. Mereka melihat tidak ada gunanya menolak RUU stimulus karena hanya akan menambah kekacauan menjelang akhir masa jabatannya sebagai Presiden AS pada 20 Januari mendatang.
Minat Risiko Bersinar, Dolar AS Melemah
Kabar penandatanganan RUU stimulus bantuan COVID-19 oleh Presiden Trump langsung disambut positif oleh pelaku pasar. Alhasil, minat risiko langsung menguat dan menopang nilai tukar mata uang komoditas versus Dolar AS. Pada saat berita ini diturunkan, pair AUD/USD diperdagangkan di kisaran 0.7612, menguat 0.24 persen secara harian.
Kenaikan lainnya juga terlihat pada pasangan mata uang NZD/USD yang berada di level 0.7119, menguat 0.05 persen dari level Open harian. Di sisi lain, Dolar Kanada melemah tipis 0.04 persen terhadap Dolar AS akibat tekanan jual yang membayangi harga minyak.