Poundsterling masih terdepresiasi dalam perdagangan sesi Eropa hari ini (14/Mei) seusai rilis data tenaga kerja Inggris yang cenderung mengecewakan. Posisi GBP/USD telah menyentuh lagi level terendah 1.2923 yang terakhir kali dihuni pada akhir April. EUR/GBP bahkan melonjak 0.3 persen mencapai level 0.8691; tertinggi sejak 21 Maret lalu. Berbagai faktor menekan Sterling dari dalam maupun luar Inggris.
Laporan ketenagakerjaan Inggris hari ini menunjukkan peningkatan jumlah klaim pengangguran (Claimant Count Change) dari 22.6k menjadi 24.7k dalam bulan April 2019. Sementara itu, laju pertumbuhan gaji (dengan bonus) hanya naik 3.2 persen pada bulan Maret; lebih rendah dibandingkan prestasi 3.5 persen pada periode sebelumnya, maupun estimasi awal yang dipatok pada 3.4 persen. Data Employment Change 3M/3M justru menurun dari 179k menjadi 99k, meleset dari ekspektasi 141k.
Kombinasi beragam statistik ketenagakerjaan ini diperkirakan mengurangi tekanan bagi bank sentral Inggris (Bank of England) untuk menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Pasalnya, laju inflasi diproyeksikan takkan melonjak drastis di tengah rendahnya pertumbuhan gaji. Apalagi, ancaman atas pertumbuhan ekonomi global masih hadir dalam bentuk konflik perdagangan AS-China.
Sementara itu, perundingan lintas partai dalam rangka menemukan kesepahaman antara golongan-golongan politik Inggris masih terus berlanjut tanpa arah yang jelas. Rekan-rekan PM Theresa May dari partai Konservatif mulai mengutarakan pesimisme mereka mengenai prospek tercapainya kesepakatan dengan partai Labour. Di sisi lain, kubu Labour meragukan relevansi tercapainya kesepakatan dalam perundingan tersebut, jika PM May toh akan dipaksa lengser dalam beberapa pekan ke depan.
Perundingan lintas partai tersebut sudah memasuki pekan keenam tanpa membuahkan hasil apapun. Rumor di kalangan jurnalis politik Inggris menyebutkan bahwa pertemuan nanti malam akan krusial. Namun, analis pasar agaknya kurang memerhatikan kasak-kusuk ini lagi, karena telah memperhitungkan kemajuan yang minim sejak nihilnya perundingan pekan lalu.