Seputarforex.com - Surplus neraca perdagangan China dalam basis tahunan (y/y) tercatat mencapai USD39.65 miliar pada September 2019, lebih tinggi dibandingkan angka ekspektasi (USD33.30 miliar), dan melebar dari bulan sebelumnya yang USD34.84 miliar.
Walaupun perdagangan China mengalami kenaikan surplus, nilai ekspor secara total merosot ke -3.2%, begitu juga dengan tingkat impor yang turun ke -8.5%. Baik data ekspor maupun impor sama-sama melemah di level yang lebih rendah dari ekspektasi.
Ekonom Martin Lynge Rasmussen menjelaskan bahwa penurunan nilai ekspor China memang membutuhkan waktu untuk pulih dari perlambatan yang terjadi sejak awal semester kedua tahun ini. Nyatanya, kesepakatan dagang AS-China fase pertama yang berujung positif belum memberikan dampak signifikan.
"Kesepakatan dagang AS-China tahap awal pada Jumat kemarin belum mengubah outlook secara signifikan," katanya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, dalam pertemuan minggu lalu telah disepakati bahwa China akan membeli produk pertanian AS senilai USD40 miliar hingga USD50 miliar, dan menunjukkan konsesi terkait masalah pencurian kekayaan intelektual dan manipulasi mata uang. Di sisi lain, AS setuju untuk menunda kenaikan tarif impor barang-barang China.
Rasmussen memperkirakan bahwa ekspor China tetap melemah pada kuartal mendatang. Ia pun mencermati jika impor China telah mengalami penurunan selama tiga bulan terakhir
USD/CNY Tertekan Pasca Rilis Neraca Perdagangan China
Walaupun ekspor dan impor China di bawah ekspektasi, hasil neraca perdagangan China yang surplus mendukung kenaikan Yuan terhadap Dolar AS. Pair USD/CNY pun melanjutkan penurunan sejak pekan lalu, yang dipicu oleh optimisme pasar terhadap hasil negosiasi AS-China. Saat berita ini ditulis pada awal sesi Eropa hari Senin (14/Oktober), pasangan mata uang ini melemah 0.33 persen ke 7.0636.