Advertisement

iklan

Anggota Kongres AS meminta penggantian Ketua SEC, Gary Gensler, dengan alasan penyalahgunaan kekuasaan dan promosi agenda politik yang kontroversial, 1 hari, #Kripto Fundamental   |   Kondisi jenuh jual berpotensi memicu koreksi XAU/USD, 1 hari, #Emas Teknikal   |   USD/CHF bertahan di dekat puncak beberapa bulan, di atas level 0.9200 berkat penguatan USD, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut analisa UOB, pergerakan EUR/USD selanjutnya adalah di level 1.0430, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Emiten rumah sakit, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) menargetkan pendapatan usaha perseroan tumbuh 30% pada 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Kepala Eksekutif Meta Platforms (NASDAQ: META), Mark Zuckerberg, meluncurkan produk AI baru untuk konsumen pada hari Rabu, 1 hari, #Saham AS   |   Komisi Perdagangan Federal AS mengajukan gugatan antimonopoli terhadap Amazon.com (NASDAQ: AMZN) dan meminta pengadilan untuk mempertimbangkan memaksa peritel online tersebut menjual asetnya, 1 hari, #Saham AS   |   Saham C3.ai (NYSE: AI) Inc. mengalami kenaikan signifikan sebesar 3.34% menjadi $24.42 pada hari Rabu, mengakhiri penurunan beruntun selama lima hari, 1 hari, #Saham AS
Selengkapnya

Takeuchi: Jepang Tak Intervensi Sebelum USD/JPY Tembus 150

Penulis

Nilai tukar yen yang terlalu lemah dapat berdampak buruk bagi Jepang, sehingga pemerintah perlu mengintervensi. Pertanyaannya, di mana zona intervensi USD/JPY?

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Spekulasi seputar intervensi mata uang terus mewarnai yen Jepang. Kurs USD/JPY telah menghuni area di atas ambang 145.00 selama beberapa hari terakhir tanpa adanya tanda-tanda intervensi sama sekali, sehingga pelaku pasar bertanya-tanya di mana zona intervensi Jepang sesungguhnya. Atsushi Takeuchi, mantan kepala divisi forex BoJ yang berperan dalam intervensi yen pada 2010-2012, menyampaikan pandangannya mengenai masalah ini.

USDJPY Daily

Jepang membiarkan pelemahan nilai tukar yen selama bertahun-tahun demi mengejar target inflasi dan menggairahkan kembali perekonomiannya. Nilai tukar yang lebih lemah memungkinkan para eksportir memasarkan produk-produk Jepang dengan harga lebih kompetitif di pasar internasional, sekaligus mendatangkan berbagai manfaat lain. Namun, nilai tukar yen yang terlalu lemah juga berdampak buruk bagi negeri Sakura. Pertanyaannya, nilai tukar yen berapa kah yang dianggap terlalu lemah itu?

Para analis selama beberapa bulan terakhir berpendapat ada dua ambang yang dapat memicu intervensi Jepang di pasar mata uang. Kedua "zona intervensi" USD/JPY itu terletak pada kisaran 145 dan 150. Salah satu alasannya, pemerintah Jepang langsung menggelontorkan intervensi bernilai miliar dolar setelah USD/JPY menembus 145 pada tahun lalu.

Atsushi Takeuchi punya pendapat berbeda. Ia lebih condong pada ambang 150 sebagai patokan.

"Pihak berwenang biasanya tidak memiliki ambang tertentu (untuk melaksanakan intervensi). Namun, ambang kunci seperti 150 itu penting atas alasan politik, karena (lebih) mudah dipahami," kata Takeuchi kepada Reuters.

Menurut Takeuchi, momen intervensi akan tergantung pada pandangan perusahaan-perusahaan dan rumah tangga Jepang. Di sisi lain, publik sudah lebih menerima kurs yen yang lemah dibandingkan setahun lalu. Manfaat dari pelemahan yen juga semakin jelas pasca-pandemi, yakni mendorong pemulihan kedatangan wisatawan mancanegara serta perusahaan-perusahaan jasa domestik.

"Waktu intervensi selalu menjadi keputusan yang sangat politis di Jepang. Saat ini, Perdana Menteri lah yang pada akhirnya akan membuat keputusan," kata Takeuchi.

"Ketidakpuasan publik atas pelemahan yen (saat ini) tidak meningkat ke skala yang terlihat tahun lalu," lanjutnya, "Saya pikir (Perdana Menteri) Kishida tidak mengalami tekanan besar untuk merespons (sekarang)."

Alih-alih, Takeuchi menyatakan pemerintah Jepang dapat memutuskan intervensi jika USD/JPY terakselerasi sampai menembus 150. Sebelum itu, para petinggi Jepang akan menyampaikan peringatan verbal atas situasi nilai tukar dengan harapan pasar akan terkoreksi sendiri.

"Meskipun intervensi tidak akan terjadi dalam waktu dekat, sebagai pembuat kebijakan, Anda tidak ingin terlihat acuh tak acuh terhadap pergerakan pasar," imbuh Takeuchi.

Download Seputarforex App

299679
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.