Pasangan mata uang AUD/USD bergerak dalam kisaran terbatas saja pada sesi Asia hari ini (31/Mei). Saat berita ditulis, posisinya hanya menurun 0.05 persen ke kisaran 0.6910, meskipun minat risiko pasar keuangan global merosot pasca pengumuman tarif impor baru AS bagi Meksiko. Senada dengan Aussie, NZD/USD juga cenderung defensif di sekitar level 0.6510. Namun, depresiasi Dolar Australia diperkirakan masih bisa berlanjut lebih jauh lagi.
Aussie Masih Rawan Koreksi
Kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang teramat agresif kembali mengguncang pasar keuangan global. Ia mengumumkan penerapan tarif impor baru bagi semua produk asal Meksiko pada dini hari tadi. Akibatnya, pelaku pasar langsung "melarikan diri" dari bursa saham global dan aset-aset berisiko tinggi menuju aset-aset safe haven.
Kabar tersebut juga membebani Dolar Australia yang termasuk mata uang yang sensitif terhadap minat risiko pasar. Apalagi, data manufaktur China untuk bulan Mei juga dilaporkan mengecewakan. Dengan demikian, meski posisi Aussie nyaris stagnan versus Dolar AS untuk saat ini, hal itu tak lantas berarti mata uang tersebut sudah kebal terhadap gejolak.
"Menurut pandangan kami, posisi Aussie di sini dan (prospek) pergerakannya menuju USD0.7000 nyaris bergantung pada perbaikan outlook perdagangan dan hal itu hampir tak mungkin terjadi. Jadi, (AUD menurun hingga) 0.6500 bukanlah suatu proyeksi yang amat radikal lagi," kata Ray Attrill dari National Australia Bank.
Ia menambahkan, "Pair cross Aussie-Yen tampak rapuh saat ini. Dilihat dari reaksi pasar Asia saja, dan posisi minyak yang juga dalam tekanan, Aussie terancam mengalami koreksi lebih lanjut malam ini."
Prospek Kebijakan RBA Masih Disoroti
Sementara itu, Daniel Been dari ANZ Bank juga memperkirakan kalau nilai yang fair bagi AUD berada pada kisaran 0.6500. Namun, ia melanjutkan, "Keberuntungan AUD sedang buruk. (Tapi) seberapa jauh penurunan AUD akan didefinisikan oleh seberapa agresif RBA (bank sentral Australia) melonggarkan (kebijakan moneternya) dan seberapa suksesnya upaya stimulus China (untuk menanggulangi perlambatan ekonomi)."
Sebagaimana diketahui, RBA diekspektasikan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin sebanyak dua kali, tepatnya dalam rapat kebijakan pada hari Selasa mendatang dan bulan Agustus. Bank sentral New Zealand (RBNZ) juga diperkirakan bakal melonggarkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat.