EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 21 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 21 jam lalu, #Saham AS

Dolar Australia Sideways Hadapi Ulah AS Terkini, Nantikan RBA

Penulis

Sementara ini, Dolar Australia dan Dolar New Zealand cenderung sideways meski AS memicu konflik dagang baru dengan Meksiko. Namun, koreksi bisa berlanjut.

Pasangan mata uang AUD/USD bergerak dalam kisaran terbatas saja pada sesi Asia hari ini (31/Mei). Saat berita ditulis, posisinya hanya menurun 0.05 persen ke kisaran 0.6910, meskipun minat risiko pasar keuangan global merosot pasca pengumuman tarif impor baru AS bagi Meksiko. Senada dengan Aussie, NZD/USD juga cenderung defensif di sekitar level 0.6510. Namun, depresiasi Dolar Australia diperkirakan masih bisa berlanjut lebih jauh lagi.

AUDUSD Daily

 

Aussie Masih Rawan Koreksi

Kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang teramat agresif kembali mengguncang pasar keuangan global. Ia mengumumkan penerapan tarif impor baru bagi semua produk asal Meksiko pada dini hari tadi. Akibatnya, pelaku pasar langsung "melarikan diri" dari bursa saham global dan aset-aset berisiko tinggi menuju aset-aset safe haven.

Kabar tersebut juga membebani Dolar Australia yang termasuk mata uang yang sensitif terhadap minat risiko pasar. Apalagi, data manufaktur China untuk bulan Mei juga dilaporkan mengecewakan. Dengan demikian, meski posisi Aussie nyaris stagnan versus Dolar AS untuk saat ini, hal itu tak lantas berarti mata uang tersebut sudah kebal terhadap gejolak.

"Menurut pandangan kami, posisi Aussie di sini dan (prospek) pergerakannya menuju USD0.7000 nyaris bergantung pada perbaikan outlook perdagangan dan hal itu hampir tak mungkin terjadi. Jadi, (AUD menurun hingga) 0.6500 bukanlah suatu proyeksi yang amat radikal lagi," kata Ray Attrill dari National Australia Bank.

Ia menambahkan, "Pair cross Aussie-Yen tampak rapuh saat ini. Dilihat dari reaksi pasar Asia saja, dan posisi minyak yang juga dalam tekanan, Aussie terancam mengalami koreksi lebih lanjut malam ini."

 

Prospek Kebijakan RBA Masih Disoroti

Sementara itu, Daniel Been dari ANZ Bank juga memperkirakan kalau nilai yang fair bagi AUD berada pada kisaran 0.6500. Namun, ia melanjutkan, "Keberuntungan AUD sedang buruk. (Tapi) seberapa jauh penurunan AUD akan didefinisikan oleh seberapa agresif RBA (bank sentral Australia) melonggarkan (kebijakan moneternya) dan seberapa suksesnya upaya stimulus China (untuk menanggulangi perlambatan ekonomi)."

Sebagaimana diketahui, RBA diekspektasikan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin sebanyak dua kali, tepatnya dalam rapat kebijakan pada hari Selasa mendatang dan bulan Agustus. Bank sentral New Zealand (RBNZ) juga diperkirakan bakal melonggarkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat.

288723
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.