Data Purchasing Manager's Index (PMI) sektor Manufaktur dan Non-Manufaktur China yang dirilis hari Rabu pagi ini (28/Februari) menunjukkan kemunduran. Mata uang proxy China di pasar bebas, Dolar Australia, masih mencatatkan kenaikan, tetapi upaya rebound kemungkinan terbatas.
Terburuk Sejak Juli 2016
Pusat Informasi Logistik China melaporkan bahwa indeks PMI Manufaktur turun dari 51.3 ke 50.3, berdasarkan survey pada bulan Februari. Angka tersebut lebih rendah dari estimasi awal yang memperkirakan kenaikan tipis ke 51.4, serta merupakan indeks PMI Manufaktur terburuk sejak Juli 2016, meskipun posisi di atas ambang 50 masih mengindikasikan ekspansi.
Dalam periode yang sama, PMI Non-Manufaktur mengalami kemunduran pula dari 55.3 ke 54.4, di bawah ekspektasi pada 55.0. Menurut Pusat Informasi Logistik China, koreksi ini terjadi lantaran libur panjang tahun baru beberapa waktu lalu, yang membuat banyak perusahaan libur.
AUD Awas Kadaluwarsa Options
Dolar Australia pada pasangan AUD/USD sempat tergelincir menanggapi data rilisan negeri Panda tersebut, karena hubungan dagang keduanya teramat erat. Aussie bangkit kembali di awal perdagangan sesi Eropa, tetapi sejumlah pihak menperingatkan adanya kemungkinan rebound AUD bakal terhambat. Menurut ForexLive, ada options AUD/USD senilai lebih dari 1 milyar yang akan kadaluwarsa hari ini, sehingga bisa membatasi pergerakan naiknya.
Selain itu, Daniel Dubrovsky dari DailyFX memperingatkan bahwa Reserve Bank of Australia telah menyatakan tak ingin tergesa-gesa menaikkan suku bunga, sehingga sentimen pelaku pasar terhadap Aussie lagi-lagi akan tergantung pada minat risiko di pasar modal. Sebagaimana diketahui, sejak pergolakan pasar modal global di awal Februari, Dolar Australia telah beberapa kali menurun, karena terimbas aksi penghindaran risiko saat indeks-indeks saham dunia terguling.