EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,336.52/oz   |   Silver 27.24/oz   |   Wall Street 38,262.07   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 17 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 17 jam lalu, #Saham AS

Skotlandia Tandatangani Permohonan Referendum Kedua

Penulis

Pada Selasa (28/3), Parlemen Skotlandia telah menggelar voting mengenai rencana permohonan untuk menggelar referendum lagi.

Seputarforex.com - First Minister Nicola Sturgeon, orang nomor satu dalam pemerintahan Skotlandia, dini hari tadi (31/3) telah menandatangani surat resmi yang berisi permintaan agar diizinkan menggelar referendum kemerdekaan kedua. Alasannya, Skotlandia harus diberi kebebasan untuk menentukan jalannya sendiri setelah referendum Brexit, mengingat 62% warga di wilayah ini mendukung kesatuan Uni Eropa.

Nicola Sturgeon

 

Akun Twitter resmi Pemerintah Skotlandia pun merilis foto Sturgeon saat menggarap surat permohonan, disertai keterangan mengenai aksi kontroversial tersebut.

Pada Selasa (28/3), Parlemen Skotlandia telah menggelar voting mengenai rencana permohonan untuk menggelar referendum lagi. Hasilnya, sebanyak 69 anggota parlemen mendukung digelarnya referendum kedua, versus 59 menentang.

Akan tetapi, Pemerintah Inggris telah mengindikasikan bahwa referendum apapun yang akan diadakan, harus menunggu hingga proses Brexit usai.

PM Theresa May yang berjumpa dengan Sturgeon di Glasgow pada hari Senin, telah berulangkali menegaskan, "saat ini bukan waktunya". Ia beralasan, fokus seharusnya ada pada bagaimana mendapatkan kesepakatan Brexit terbaik bagi Inggris secara keseluruhan, dan warga Skotlandia hanya bisa membuat keputusan setelah perkaranya jelas.

Di samping itu, seandainyapun referendum untuk memisahkan Skotlandia dengan Inggris digelar, oposisi dari dalam tetap tinggi. Headline harian Scottish Daily Express kemarin (30/3) menyatakan, "Mimpi kemerdekaan First Minister tercabik-cabik setelah sebuah survey menunjukkan warga Skotlandia tidak menginginkan sebuah kesepakatan khusus yang memungkinkan wilayah ini tetap berada dalam kesatuan pasar bersama Uni Eropa setelah Brexit".

278306
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.