EUR/USD 1.072   |   USD/JPY 156.820   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.656   |   Gold 2,289.76/oz   |   Silver 26.62/oz   |   Wall Street 37,815.92   |   Nasdaq 15,983.08   |   IDX 7,234.20   |   Bitcoin 60,636.86   |   Ethereum 3,012.29   |   Litecoin 79.50   |   USD/CHF berada di atas level 0.9100, perhatian tertuju pada keputusan kebijakan The Fed, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling Kesulitan menemukan arah menjelang keputusan the Fed, 15 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Fokus pada data Inflasi dan PDB zona Euro jelang peristiwa-peristiwa penting minggu ini, 15 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Penjualan ritel Jerman naik 0.3% YoY di bulan Maret versus -2.7% sebelumnya, 15 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 22 jam lalu, #Saham AS

Dolar AS Bergerak Stabil Pasca Libur Natal

Penulis

Dolar AS tertahan di atas level tinggi dua bulan terhadap Yen dan stabil terhadap Euro di awal sesi perdagangan Asia Senin (28/12), terdukung oleh melemahnya data manufaktur Jepang pagi ini meski masih melekat pada rentang perdagangan yang tipis dalam rangka libur Natal. Pasar Australia dan beberapa wilayah Eropa, masih tutup hari ini.

Dolar AS tertahan di atas level tinggi dua bulan terhadap Yen dan stabil terhadap Euro di awal sesi perdagangan Asia Senin (28/12), terdukung oleh melemahnya data manufaktur Jepang pagi ini meski masih melekat pada rentang perdagangan yang tipis dalam rangka libur Natal. Sejumlah pasar, termasuk Australia dan beberapa wilayah Eropa, masih akan tutup hingga Senin.

dolar_as
Dolar AS menurun 0.1 persen dari kisaran 120.28 Yen pada hari Kamis menjelang libur Natal. Meski demikian, angka tersebut masih lebih tinggi daripada level 119 yang sempat tersentuh pada Oktober lalu. Sebelum libur Natal, AS merilis data Klaim Pengangguran bulan Desember mengalami penurunan sebanyak 5.000 menjadi 267k dari data pada periode sebelumnya yang ada pada angka 272k dan sekaligus mematahkan ekspektasi dari para ekonom yang sebelumnya menyebutkan hanya akan turun ke angka 270k.

Level USD/JPY pada pagi ini berada di atas level rendah hari Jumat, tepatnya pada posisi 120.05 Yen. Greenback sudah naik 0.5 persen terhadap Yen tahun ini, namun menurun 2 persen sejauh bulan ini. Data yang dirilis pagi ini dari Jepang mem-bearish-kan Yen kendati pasar tak memberikan reaksi. Selain data mengenai output industustri, Jepang juga merilis data penjualan retail yang jeblok 1.0 persen pada bulan November dari setahun sebelumnya.

Euro stabil terhadap Dolar AS di posisi 1.0965. Indeks Dolar, yang mengukur penguatan Dolar terhadap enam mata uang mayor lainnya, turun 0.1 persen ke angka 97.878. Indeks Dolar berada dalam jalur kemerosotan hingga lebih dari 2 persen bulan ini, tetapi masih naik lebih dari 8 persen dalam satu tahun setelah para investor menentukan posisi mereka pasca kenaikan suku bunga AS.

Divergensi Kebijakan Moneter Makin Tajam, Pound Bisa Turun Drastis

Dolar AS juga cukup stabil terhadap Poundsterling. GBP/USD pagi ini diperdagangkan di posisi 1.4920. menurun dari level tinggi 1.4940 pada tanggal 24 Desember sebelum Natal. Para analis dari Deutsche Bank memperingatkan bahwa Bank Sentral Inggris (BOE) diperkirakan tidak memiliki kesempatan untuk menaikkan tingkat suku bunga sama sekali apabila pemulihan ekonomi Inggris melambat. Poundsterling diperkirakan akan menurun hinga 1.27 per Dolar AS di tahun 2016 mendatang dan 1.15 pada tahun 2017 jika Federal Rserve AS terus memperketat kebijakan moneternya tahun depan sementara Inggris harus mempertahankan suku bunga rendahnya.

257200
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.