Advertisement

iklan

Yen Jepang melemah terhadap USD di tengah berkurangnya sentimen penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret dan perubahan kebijakan BoJ, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD pulih dari beberapa penurunan di dekat level 1.2550 menjelang data ketenagakerjaan Inggris dan CPI AS, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level positif sekitar 1.0770, data CPI AS diawasi, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   XAU/USD bertahan di atas level $2,000, investor menunggu data CPI AS, 12 jam lalu, #Emas Teknikal   |   TikTok resmi investasikan lebih dari Rp23.38 triliun di GOTO Group, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Diprediksikan menguat, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mungkin akan tembus Rp130 persaham hari ini, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Hingga kuartal III, Wika Beton (WTON) catat kontrak baru senilai Rp5.1 triliun atau 59.77% dari target Rp8.65 triliun, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke level 7,147.39 pada awal perdagangan hari ini, 14 jam lalu, #Saham Indonesia
Selengkapnya

Dolar AS Cetak Gap Gara-Gara Pernyataan Powell

Penulis

Pelaku pasar berfokus pada komentar-komentar Powell yang sarat ketidakpastian pasca rapat FOMC, sehingga kurs dolar AS terpukul.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Kurs dolar AS melemah terhadap semua mata uang mayor lain, karena konferensi pers seusai pengumuman hasil rapat FOMC dini hari tadi telah mengikis spekulasi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut. Indeks dolar AS (DXY) mencetak gap yang menganga antara 106.67 pada penutupan hari Rabu sampai 106.50 pada pembukaan sesi Asia hari Kamis (2/November), dan tekanan bearish masih berlanjut saat berita ditulis.

DXY Daily

Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mempertahankan suku bunga pada rentang 5.25%-5.50%, sesuai dengan perkiraan pasar. FOMC mengungkapkan tak menutup kemungkinan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan — sama dengan pernyataan mereka seusai rapat-rapat sebelumnya. Akan tetapi, Ketua The Fed Jerome Powell melontarkan komentar yang bertendensi dovish dalam konferensi persnya.

Powell menyatakan bank sentral belum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, dan mereka tak akan mendiskusikannya sebelum inflasi benar-benar sudah terkendali. Dalam rangka memulihkan stabilitas harga, Powell menilai pertumbuhan ekonomi AS perlu melambat lagi dan kondisi pasar tenaga kerja perlu menurun lebih lanjut. Di saat yang sama, ia mencatat bahwa kondisi keuangan sudah makin ketat dan ada banyak risiko ke depan.

Powell mengungkapkan bahwa langkah terbaik saat ini, mengingat banyaknya ketidakpastian, adalah mempertahankan suku bunga The Fed pada rentang 5.25%-5.50% sembari memantau perkembangan data-data sampai rapat kebijakan berikutnya pada Desember. Saat ditanya mengenai apakah The Fed masih condong untuk menaikkan suku bunga daripada mempertahankan suku bunga saat ini, Powell balik bertanya, "Itulah pertanyaan yang kami ajukan. Haruskah kami menaikkannya lagi?"

Pelaku pasar berfokus pada komentar-komentar Powell yang sarat ketidakpastian, sehingga kurs dolar AS terpukul. Sebagian besar pakar kini berpendapat The Fed bakal mempertahankan suku bunga yang sama sepanjang tahun depan apabila tidak ada situasi yang menyimpang dari ekspektasi.

"Ketangguhan perekonomian (AS) tidak menghalangi penyeimbangan kembali pasar tenaga kerja ataupun menghidupkan kembali tekanan upah dan harga, (sehingga) menunjukkan bahwa disinflasi akan berlanjut dan mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan akan mempertahankan kebijakannya hingga tahun 2024," kata Whitney Watson dari Goldman Sachs Asset Management, sebagaimana dilansir CNBC.

"Meski demikian, ada risiko di kedua arah. Meningkatnya ekspektasi inflasi, karena harga BBM yang lebih tinggi, dikombinasikan dengan aktivitas ekonomi yang kuat, menjaga prospek kenaikan suku bunga lanjutan," imbuh Watson, "Sebaliknya, perlambatan ekonomi yang lebih parah akibat dampak kenaikan suku bunga mungkin mempercepat transisi ke penurunan suku bunga."

Download Seputarforex App

299915
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.