Seputarforex - Dolar AS menguat pada sesi perdagangan Asia hari Rabu (12/Agustus), didukung oleh lonjakan yield obligasi AS. Sentimen pasar saat ini meyakini bahwa pemulihan ekonomi AS dari pandemi akan lebih cepat dari ekspektasi sebelumnya. Indeks DXY yang mengukur kekuatan USD terhadap enam mata uang mayor lain berada di kisaran 93.78, menguat 0.16 persen secara harian.
Ahli strategi FX senior NAB, Rodrigo Catril, mengutarakan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi AS didorong oleh reposisi yang dilakukan investor menjelang rilis laporan berdampak tinggi minggu ini, dan optimisme tinggi terhadap pemulihan ekonomi AS secara luas.
Kenaikan imbal hasil obligasi AS secara langsung menarik investor untuk melepas Yen dan membeli Dolar AS. Pair USD/JPY saat ini diperdagangkan di 106.59, konsisten berada di jalur penguatan selama empat sesi berturut-turut. "Dolar/Yen adalah yang paling sensitif…kenaikan yield obligasi AS secara teori akan mendukung penguatan dolar," tegas Catril.
Secara garis besar, pergerakan Dolar AS masih akan dipengaruhi oleh tarik-menarik beberapa sentimen, seperti kisruh politik di Washington terkait stimulus penanggulangan COVID-19, dan memanasnya hubungan dengan China setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengancam akan memaksa delisting perusahaan China di bursa saham AS.
NZD/USD Tertekan Jelang Pengumuman RBNZ
Dolar NZ melemah ke level terendah tiga minggu terhadap Dolar AS. Saat berita ini ditulis, pasangan mata uang NZD/USD tertekan di area 0.6557, melemah 0.20 persen dari level pembukaan harian. Kekhawatiran investor terhadap penyebaran virus Corona menjadi pemicu utama, terutama setelah pemerintah New Zealand memutuskan untuk menerapkan lockdown tahap II di Auckland. Disamping itu, para investor disinyalir melakukan aksi profit-taking posisi Long NZD/USD jelang pengumuman suku bunga dan kebijakan moneter RBNZ siang ini.