Seputarforex.com - Dolar AS jatuh menyusul rilis Inflasi Konsumen AS yang dilaporkan turun. Menurut data yang dirilis oleh Departemen Ketenagakerjaan AS pada hari Kamis (10/Oktober) malam, pertumbuhan Consumer Prices Index (CPI) AS hanya 0.0 persen dalam basis month-on-month (bulanan) di bulan September 2019. Sedangkan dalam basis tahunan, inflasi AS tidak berubah di level 1.7 persen, mengecewakan ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan kenaikan ke 1.8 persen.
Adapun Core CPI yang tidak menghitung harga barang-barang volatile seperti makanan dan bahan bakar, tumbuh 0.1 persen saja bulan lalu. Tak hanya di bawah ekspektasi, indeks tersebut turun dari level bulan Agustus yang 0.3 persen.
Eratnya hubungan antara data inflasi dan kebijakan suku bunga The Fed membuat laporan ini sangat diperhatikan investor. Oleh karenanya, Dolar AS melemah pasca rilis data di atas. Indeks Dolar AS (DXY) anjlok 0.43 persen ke 98.68 saat berita ini ditulis. Level tersebut merupakan yang terendah sejak tanggal 25 September.
Selain indeks inflasi, data Klaim Pengangguran mingguan AS juga dirilis secara terpisah malam ini. Meskipun dampaknya lebih rendah daripada data inflasi, tetapi turunnya jumlah pemohon tunjangan dari 220,000 ke 210,000 mengindikasikan bahwa sektor ketenagakerjaan AS masih prima.
Hari-H Perundingan Dagang AS-China
Negosiasi AS-China yang semakin optimistis, juga turut andil dalam menekan Dolar AS saat ini. Permintaan terhadap Dolar AS sebagai safe haven memudar, setelah kantor berita Xinhua melaporkan bahwa di Washington malam ini, Wakil PM China Liu He mengatakan ingin mencapai kesepakatan dengan AS dalam hal-hal yang diperlukan kedua negara, dan berupaya menghindari konflik yang lebih besar.
"Ada optimisme yang tumbuh, yakni AS dan China akan mencapai sebuah kesepakatan meskipun hanya secara parsial. Saya kira, kedua negara perlu mencapai kemenangan. Oleh karena itu, permintaan terhadap Dolar AS sebagai safe haven pun berkurang," kata Edward Moya, analis dari OANDA.