EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,338.13/oz   |   Silver 27.24/oz   |   Wall Street 38,262.07   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 16 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 22 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 22 jam lalu, #Saham AS

Euro Naik Pamor Didukung Aspek Teknikal Dan Mekanisme Pasar

Penulis

Tidak ada berita ekonomi berdampak positif yang mendukung Euro secara khusus, tetapi faktor teknikal dan mekanisme pasar telah memicu penguatan EUR/USD.

Seputarforex.com - Euro menguat sejak awal pekan hingga mencapai 1.0916 terhadap Dolar AS dalam perdagangan awal sesi Eropa hari ini (27/Februari). Meskipun tidak ada berita ekonomi berdampak positif yang mendukung Euro secara khusus, tetapi faktor teknikal dan mekanisme pasar telah mendorong kenaikan nilai tukarnya dalam jangka pendek.

EURUSD DailyGrafik EUR/USD Daily via Tradingview.com

Awalnya, ancaman dampak wabah virus Corona (COVID-19) telah mendorong investor dan trader untuk mengalihkan dana dari aset-aset berisiko lebih tinggi ke safe haven. Greenback dan Gold mengalami penguatan pesat sebagai imbas dari situasi tersebut. Akan tetapi, situasi yang sama menimbulkan beberapa efek samping berikutnya.

Pertama, yield obligasi AS anjlok hingga memicu kebangkitan spekulasi pemangkasan FFR (Fed Funds Rate). Yield obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahunan sempat jatuh ke rekor terendah 1.29 persen dalam perdagangan sesi New York. Hal ini membuat nilai tukar Dolar AS terkoreksi kembali.

Kedua, likuidasi aset-aset berisiko mendorong peningkatan minat beli untuk funding currency, yakni mata uang berbunga rendah yang umum dipertukarkan dalam transaksi carry trade. Euro termasuk salah satu funding currency, seperti halnya Yen Jepang.

"Sebagai funding currency, dapat dipahami mengapa Euro berkinerja lebih baik ketika investor melikuidasi (lebih banyak) posisi untuk mengurangi risiko. Selama sepekan ini, Euro merupakan mata uang G10 berkinerja terbaik kedua. (Namun) tentu saja ada risiko penting bagi support Euro ini jika COVID-19 menyebar lebih luas di dalam Italia atau Zona Euro," papar Lee Hardman, seorang analis mata uang dari MUFG.

Sementara itu, pakar teknikal Karen Jones dari Commerzbank menilai pemulihan EUR/USD sudah terprediksi sejak pair ini memantul tepat di atas 1.0763 yang menjadi tonggak bagi uptrend tahun 2000-2020. Support kunci tersebut memicu reversal dengan target minimum pada 1.0879. Namun, ia berpendapat Euro akan menghadapi resisten pada 1.0926 and 1.0981. Ia telah membeli EUR/USD pada 1.0785 dan 1.0834 dalam beberapa hari terakhir, serta telah memberitahu klien untuk menargetkan level 1.0975 dan 1.1075.

292148
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.