Harga minyak merosot lebih dari USD1 pada Senin (29/06) hari ini, dengan crude oil AS yang tumbang ke level terendahnya dalam hampir tiga pekan di bawah $59 per barel, setelah Yunani menerapkan capital control akibat para kreditor yang menolak untuk memperpanjang bailout untuk negara tersebut.
Pasar finansial global melemah dengan merosotnya Euro ke level terendah dalam hampir satu bulan dan harga-harga saham yang terguling di sesi perdagangan Asia hari ini, di tengah kekhawatiran akan dampak buruk yang ditimbulkan jika Yunani pada akhirnya terpaksa keluar dari Zona Euro.
Minyak brent crude merosot sebanyak $1.04 pada posisi $62.22 per barel pada siang hari ini, di dekat level rendah $62.20 yang tercapai di awal sesi. Minyak brent crude ditutup 6 sen pada posisi $63.26 per barel pada hari Jumat lalu. Minyak crude AS (WTI) melorot ke $1.05 sen ke harga $58.58 per barel, setelah jatuh ke angka $58.56 di awal sesi, level terendah sejak tanggal 9 Juni. Suku bunga acuan tersebut ditutup turun sebanyak 7 sen pada hari Jumat kemarin.
Yunani Dan Iran Pengaruhi Minyak
Harga minyak diekspektasikan akan volatil pada pekan ini sehubungan dengan situasi Yunani dan negosiasi pengangkatan sanksi pada Iran terhadap program nuklir yang akan digelar di Wina, Austria, demikian diproyeksi oleh Philip Futures yang dikutip oleh Reuters. Pasar akan memperhatikan perundingan yang digelar antara Iran dengan enam negara adidaya, untuk mengetahui apakah akan ada kesepakatan baru perihal program nuklir Teheran pada tanggal 30 Juni besok, bersamaan dengan habisnya tenggat waktu pembayaran utang Yunani.
Menurut analisa minyak Seputarforex, batas akhir negosiasi nuklir Iran besok dapat memberikan konsekuensi secara luas di pasar minyak, baik secara langsung setelah kesepakatan tercapai, maupun dalam jangka panjang. Apabila sanksi dihapuskan, Iran memiliki potensi untuk menambah produksi minyak. Iran saat ini memiliki sekitar 40 juta barel minyak di gudang penyimpanannya, yang mana sebagian besar dari stok itu bisa langsung diluncurkan ke pasar begitu sanksi dicabut. Stok yang melimpah bisa menyebabkan tertekannya harga minyak.
