Seputarforex.com - Menjelang pertemuan Bank Sentral Jepang (BoJ), para pelaku pasar mengekspektasikan BOJ tidak akan banyak mengubah kebijakan moneternya. Suku bunga jangka pendek kemungkinan dipertahankan pada kisaran -0.1 persen, sementara imbal hasil obligasi bertenor 10-tahun yang diprediksi akan tetap di level nol. Namun, pelaku pasar melihat ada kemungkinan bagi BOJ untuk menghapus batas pembelian obligasi, guna membantu perusahaan Jepang yang kini terkena dampak pandemi Covid-19.
"Akan sulit bagi pasar untuk mengekspektasikan seperti apa langkah yang akan diambil BoJ selanjutnya, karena Bank Sentral Jepang ini dapat dikatakan sudah mencapai batas apa yang dapat dilakukan... Ekonomi global sudah menderita saat ini dan Bank Sentral di banyak negara sudah sama-sama melakukan pelonggaran. Sehingga, sulit menentukan arah pergerakan mata uang antar satu sama lain," kata Takuya Kanda, General Manager untuk departemen riset di Gaitame Research Institute.
Selain rapat BoJ, fokus investor pekan ini juga tertuju pada pertemuan The Fed yang akan mengumumkan suku bunga acuan. Pelaku pasar melihat Bank Sentral AS akan tetap mempertahankan suku bunga pada level 0 persen. Hal yang menjadi perhatian pelaku pasar adalah Statement yang akan dilontarkan oleh Jerome Powell dalam menyikapi kondisi perekonomian AS akibat pandemi Covid-19.
Yen Bergerak Konsolidatif Versus Dolar AS
Pada saat berita ditulis, pair USD/JPY hari ini (27/April) diperdagangkan pada kisaran 107.52, menguat 0.08 persen dari harga Open harian. Bila mengacu pada pergerakan Time Frame H4, maka mata uang Yen sejatinya masih tertahan di fase konsolidasi yang terbentuk sejak pekan lalu. Investor agaknya masih berhati-hati menimbang langkah yang akan diambil oleh Bank of Japan, terutama dengan pengumuman The Fed yang juga meluncur di pekan ini.
