EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.87/oz   |   Silver 26.92/oz   |   Wall Street 38,181.61   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 17 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 17 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 17 jam lalu, #Saham AS

Jumlah Sumur Pengeboran Dan Posisi Short Berkurang, Harga Minyak Menanjak

Penulis

Harga minyak mentah berjangka menanjak naik di sesi trading Asia pada hari Senin (29/2) setelah mengalami gain sebanyak 15 persen sepanjang pekan lalu. Analis menilai, sejumlah indikator mengindikasikan kemungkinan harga telah melewati level terendahnya dan mulai membaik.

Harga minyak mentah berjangka menanjak naik di sesi trading Asia pada hari Senin (29/2) setelah mengalami gain sebanyak 15 persen sepanjang pekan lalu. Analis menilai, sejumlah indikator mengindikasikan kemungkinan harga telah melewati level terendahnya dan mulai membaik.

ilustrasi

Harga minyak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada $32.90 per barel, sedangkan Brent berada di kisaran $35.60 saat berita ini diangkat. Bersamaan dengan itu, para analis mengatakan, telah muncul tanda-tanda awal penguatan outlook pasar setelah harga minyak menurun sebanyak 70 persen dalam 20 bulan terakhir.

Analis Bank ANZ mengatakan pada Reuters, "Diskusi tentang pembekuan produksi Rusia/Saudi terus mendukung pasar, sementara di AS, para produsen shale terus menarik sumur pengeborannya dalam upaya untuk mengurangi pengeluaran. Data Baker Hughes mengindikasikan hitungan sumur pengeboran minyak (oil rig) di AS turun lagi sebanyak 13 ke 400."

Baker Hughes pada Jumat malam pekan lalu memang melaporkan penurunan berkelanjutan dalam data jumlah sumur pengeboran minyak di AS ke angka 400 saja. Kini jumlah sumur minyak aktif di AS hanya sekitar 68% dari jumlah tertingginya pada 1,609 di bulan Oktober 2014. Situasi tersebut meningkatkan harapan bahwa penurunan produksi di AS bisa membantu mengerem penggelembungan pasokan minyak global.

 

Posisi Short Minyak Menyusut

Di samping itu, data pasar mensinyalkan tanda-tanda awal pergeseran sentimen. Jumlah posisi short terbuka pada kontrak minyak mentah WTI telah menurun hingga lebih dari 17 persen sejak pertengahan Februari hingga mencapai level terendahnya dalam tahun 2016, meskipun secara historis, jumlah posisi short masih terhitung tinggi.

Pada waktu bersamaan, para spekulator telah melesatkan jumlah taruhan bullish mereka pada minyak setelah terjadinya tiga hal. Pertama, diskusi Rusia/Saudi digelar; kedua, permintaan gasolin mulai bertumbuh; dan terakhir, tanda-tanda penurunan output minyak shale AS muncul.

Berdasarkan laporan Commitment of Trader (COT) yang dirilis oleh US Commodity Futures Trading Commission (CFTC) akhir pekan lalu, posisi long netto pada minyak mentah futures dan options di New York dan London meningkat nyaris 16 persen dalam sepekan yang berakhir tanggal 23 Februari. Menurut analis, peningkatan posisi long spekulatif tersebut merefleksikan keyakinan sejumlah trader minyak bahwa komoditas ini telah melewati level rendah jangka pendek, dan mengakhiri periode aksi jual selama 20 bulan-nya.

 

260949
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.