Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Manufaktur China Masih Di Zona Kontraksi, Sektor Jasa Turun

Penulis

Meski meningkat, aktivitas manufaktur China tak kunjung menembus zona ekspansi. Di saat yang sama, sektor jasa semakin mendekati ambang kontraksi.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Biro Statistik China pada hari Senin (31/Juli) merilis data PMI Manufaktur yang naik dari 49.0 menjadi 49.3 pada bulan Juli. Kendati mengalami kenaikan tipis, sektor manufaktur China masih terjebak di zona kontraksi karena masih di bawah ambang 50. Kondisi ini sudah terjadi dalam 4 bulan terakhir.

PMI Manufaktur China

Dalam rincian data PMI Manufaktur, beberapa komponen mengalami tekanan. Salah satunya adalah sub-indeks ekspor yang merosot dari 47.2 menjadi 46.3. Ketenagakerjaan juga melemah dari 48.2 menjadi 48.1, dan pertumbuhan output turun dari 50.3 ke 50.2.

Sementara itu, PMI Non-Manufaktur China melemah dari 53.2 menjadi 51.5 di bulan Juli. Kendati sektor jasa masih di area ekspansi, tetapi lajunya semakin melambat dalam beberapa bulan terakhir. Dalam rincian data, penurunan tajam dialami sub indeks konstruksi yang merosot dari 55.7 menjadi 51.2.

Secara umum, PMI Komposit di bulan Juli tercatat turun dari 52.3 menjadi 51.1, mencerminkan perlambatan ekonomi China hingga awal kuartal III/2023.

"Data PMI China pagi ini memberikan kita gambaran bahwa ekonomi sedang berada dalam kondisi yang kurang baik dan berpotensi belok ke bawah," kata Robert Carnell, kepala analis ING untuk kawasan Asia Pasifik.

Perekonomian China memang tak lagi meningkat sejak awal kuartal kedua tahun ini. Pasalnya, pemulihan pasca pandemi berlangsung tidak merata sehingga menyebabkan lemahnya permintaan. Di samping itu, laju ekonomi juga kehilangan momentum di tengah lonjakan pengangguran usia muda, penjualan ritel yang mengecewakan, hingga penurunan produksi industri dan investasi.

"Survei PMI menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi China terus kehilangan momentum hingga bulan Juli. Tekanan ke bawah pada sektor manufaktur memang sedikit berkurang, tetapi kondisi ini tetap mencerminkan perlambatan cukup signifikan dalam aktivitas konstruksi dan jasa yang terus mendingin," kata analis Capital Economics.

"Dukungan kebijakan dari pemerintah China harus mendorong pertumbuhan hingga akhir tahun. Namun, pejabat memilih untuk melakukan pendekatan stimulus yang lebih terkendali, dan hal ini membuat pasar memperkirakan pertumbuhan akan berjalan pelan," lanjutnya.

Download Seputarforex App

299612
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.