Pasangan mata uang AUD/USD sempat terperosok ke level terendahnya dalam satu dekade terakhir di kisaran 0.6725 pada perdagangan kemarin, tetapi berhasil mencatat kenaikan intraday nyaris satu persen ke kisaran 0.7042 pada pertengahan sesi Eropa hari Jumat ini (4/Januari). Pergerakan Dolar Australia ini tak dipengaruhi oleh kabar dari dalam negeri Kanguru, melainkan dikarenakan berbagai ketidakpastian yang mengguncang pasar finansial global.
Pada sesi Asia hari Kamis, AUD/USD anjlok karena terimbas oleh "flash crash" yang terjadi pada pasangan mata uang USD/JPY. Namun, tanpa dukungan faktor fundamental, efek domino tersebut mulai memudar saat memasuki sesi New York, sehingga memungkinkan Dolar Australia untuk rebound. Penguatan Aussie hari Jumat ini makin kokoh, karena buruknya data ekonomi AS dan beredarnya pesan dovish seorang pejabat bank sentral AS.
"ISM Manufaktur Amerika Serikat dirilis pada 54.1, jauh di bawah (perkiraan) konsensus pada 57.5 dan (indeks) November pada 59.3, diakibatkan oleh subindeks pesanan baru yang merosot ke 51.1 dari 62.1. Penurunan pada indeks penting ini mencerminkan pelemahan tajam yang baru-baru ini tampak pada subindeks impor dalam laporan PMI China," ujar Ray Attrill, pimpinan pakar strategi forex di National Australia Bank, sebagaimana dikutip oleh Business Insider Australia.
Lanjutnya, "Ini adalah bukti tambahan, jika diperlukan, bahwa aksi Presiden Trump dalam perdagangan dengan China saat ini merugikan AS sebagaimana (hal itu juga merugikan) China."
Pendapat dovish dari Presiden Fed wilayah Dallas, Robert Kaplan, makin menjerumuskan Greenback dan memperkuat posisi mata uang mayor lain, termasuk Dolar Australia. Pasalnya, dalam wawancara yang tayang beberapa jam setelah rilis data ISM Manufaktur itu, Kaplan menghimbau agar bank sentral AS menunda kenaikan suku bunga selama beberapa kuartal ke depan, guna memantau perkembangan mengenai berbagai ketidakpastian pertumbuhan global dan efek kenaikan suku bunga yang telah dilakukan.
Sementara itu, pemerintah China telah mengonfirmasi bahwa mereka akan menggelar diskusi dengan delegasi tingkat wakil menteri dari AS di Beijing pada tanggal 7-8 Januari mendatang. Diskusi akan dibagi dalam beberapa kelompok untuk membahas kekayaan intelektual, kebijakan non-tarif, serta pembelian industri dan agrikultur. Berita ini memberikan harapan positif bagi pelaku pasar yang mengharapkan segera berakhirnya konflik perdagangan AS-China, sehingga turut mendongkrak Aussie yang perekonomiannya terkait erat dengan negeri Tirai Bambu.
Dalam beberapa jam ke depan, pelaku pasar akan menyoroti rilis data Nonfarm Payroll (NFP) serta pidato Ketua Federal Reserve untuk mendapatkan konfirmasi lebih lanjut mengenai ketidakpastian yang melanda perekonomian AS. Di tengah absensi data berdampak besar dari dalam negeri Australia, data eksternal akan kembali jadi penggerak utama AUD/USD.