EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,338.13/oz   |   Silver 27.24/oz   |   Wall Street 38,262.07   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 20 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 20 jam lalu, #Saham AS

Analisa Emas 22-26 April 2019: GDP AS

Penulis

Minggu lalu, harga emas kembali melemah akibat melonjaknya data Retail Sales AS dan membaiknya GDP China. Minggu ini, data GDP AS akan menjadi katalis.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar hingga akhir minggu lalu (19 April 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, harga emas kembali ditutup lebih rendah pada level USD 1275.44 per troy ounce, atau melemah 1.17% dari minggu sebelumnya. Penurunan emas terjadi selama empat minggu berturut-turut tdan menyebabkan logam mulia berada pada harga terendahnya sepanjang tahun ini.

Depresiasi harga emas dimulai ketika rilis data pertumbuhan ekonomi China kuartal pertama tahun ini yang di atas ekspektasi, lalu dilanjutkan oleh data penjualan ritel AS bulan Maret yang melonjak +1.6%, tertinggi sejak September 2017. Membaiknya pertumbuhan ekonomi China sebagai raksasa ekonomi dunia telah memicu risk appetite investor, sementara naiknya penjualan ritel AS akan berdampak pada meningkatnya pengeluaran konsumen dan naiknya laju inflasi, yang mana akan mempengaruhi The Fed dalam menentukan suku bunga.

Minggu ini akan dirilis data Advance GDP AS kuartal pertama tahun ini yang diperkirakan tetap +2.2%. Data penting dari AS lainnya adalah Durable Goods Orders bulan Maret 2019.

Dari survei yang dilakukan Kitco.com, ada perbedaan prediksi antara pemain Wall Street dan Main Street. Sekitar 40% pemain Wall Street memprediksi harga emas akan lanjut bearish, 33% bullish, dan 27% netral atau cenderung sideways. Sementara 46% pemain Main Street memperkirakan bullish, 39% bearish, dan 14% netral.

 

Tinjauan Teknikal

Analisa Emas 22-26 April 2019: GDP

Chart Daily
:

Dari analisa minggu lalu, pergerakan harga berlanjut bearish setelah menembus kurva support EMA 89 dan neckline. Harga juga telah menembus target 1276, dan saat ini berada di sekitar level 50% Fibo Retracement (acuan Fibo Retracement disesuaikan, dimulai sejak terjadinya uptrend pada pertengahan November tahun lalu).

Dari penunjukan indikator trend, saat ini pergerakan harga masih cenderung melanjutkan pergerakan bearish:

  1. Harga berada dekat kurva lower band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
  2. Kurva indikator MACD masih berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  3. Garis histogram indikator ADX berwarna merah yang menunjukkan sentimen bearish.

Jika menembus level support 50% Fibo Retracement (1271.20), target berikutnya adalah level 1253 (sekitar 61.8% Fibo Retracement). Kemungkinan harga emas akan terkoreksi terbatas antara level 1282.50 hingga 1289 (sekitar 38.2% Fibo Retracement).

 

Level Pivot mingguan : 1279.45

Resistance : 1282.50 ; 1288.88 (level 38.2% Fibo Retracement) ; 1302.97 ; 1311.05 (23.6% Fibo Retracement) ; 1316.85 ; 1324.40 ; 1332.44 ; 1346.60 ; 1351.66 ; 1363.27 ; 1376.43 ; 1382.18 ; 1391.61 ; 1407.29.

Support : 1271.20 (50% Fibo Retracement) ; 1265.58 ; 1253.52 (61.8% Fibo Retracement) ; 1242.50 ; 1231.65 (76.4% Fibo Retracement) ; 1225.70 ; 1218.45 ; 1211.80 ; 1205.00 ; 1196.18 ; 1185.00 ; 1171.80 ; 1160.05 ; 1146.00 ; 1136.60 ; 1122.63 ; 1113.40 ; 1097.33 ; 1076.98.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 89 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :

  • Titik Swing Low: 1196.18 (harga terendah 13 November 2018).
  • Titik Swing High: 1346.61 (harga tertinggi 20 Februari 2019).

Arsip Analisa By : Martin
288196
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.


Zaeny

cakep.....!!!!