Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar kemarin (6 Pebruari 2017), dan dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Jadwal rilis data fundamental ekonomi Indonesia minggu ini:
Selasa, 7 Pebruari 2017:
- Cadangan devisa pemerintah RI bulan Januari 2017 : diperkirakan USD 111.3 milyard, lebih rendah dari bulan Desember yang USD 116.4 milyard.
Rabu, 8 Pebruari 2017:
- Retail Sales year over year (y/y) bulan Desember 2016 : diperkirakan naik 10.5%, lebih tinggi dari bulan Nopember yang naik 10.0%.
Jum’at, 10 Pebruari 2017:
- Current Account (transaksi berjalan) kwartal ke 4 tahun 2016: diperkirakan defisit sebesar USD 4.1 milyard, lebih baik dari kwartal ke 3 yang defisit sebesar USD 4.5 milyard.
- Indeks harga perumahan kwartal ke 4 tahun 2016: diperkirakan naik 2.4%, lebih rendah dari kwartal ke 3 yang naik 2.75%.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini adalah indeks kepercayaan konsumen versi University of Michigan (UoM), Jobless Claims, neraca perdagangan, Job Openings and Labor Turnover Summary (JOLTS) dan pidato anggota FOMC Charles Evans.
Rupiah menguat tipis minggu lalu akibat statement FOMC yang dianggap tidak hawkish, tingkat pengangguran AS yang kembali naik dan data upah rata-rata yang lebih rendah dari perkiraan.
Dari dalam negeri, penguatan Rupiah didukung oleh data GDP Indonesia kwartal ke 4 tahun 2016 yang masih diatas 5.0%, yaitu 5.02% untuk quarter per year (q/y) (dirilis 5 Pebruari kemarin). Data dari dalam negeri yang akan berdampak minggu ini adalah defisit Current Account (transaksi berjalan) kwartal ke 4 tahun 2016 yang diperkirakan akan menyusut.
Secara teknikal, chart daily diatas menunjukkan saat ini Rupiah sedang konsolidasi dengan kecenderungan masih menguat (USD/IDR cenderung bearish):
1. Terbentuk inside bar pada 6 Pebruari yang menunjukkan konsolidasi.
2. Harga bergerak dibawah kurva middle band indikator Bollinger Bands dan dibawah kurva support SMA 50.
3. Kurva indikator MACD memotong kurva sinyal (warna merah) dari arah atas dan bergerak dibawahnya, dan garis histogram OSMA juga berada dibawah level 0.00.
5. Kurva indikator RSI masih berada dibawah level 50.0 (center line).
Dengan tidak adanya data dan peristiwa penting dari AS minggu ini, diperkirakan Rupiah masih akan bergerak pada range yang sempit. Jika berlanjut menguat, support kuat adalah pada level 13254 yang berimpit dengan kurva sma 200 day, tetapi jika melemah, resistance kuat adalah level 13405 yang merupakan harga tertinggi 20 Januari lalu.
Level pivot mingguan : 13345
Resistance : 13350.00 ; 13495.00 (level 38.2% Fibonacci retracement) ; 13470 ; 13527.52 (23.6% Fibonacci retracement) ; 13615.00 ; 13723.00 ; 13797.00 ; 13905.00 ; 14012.00 ; 14133.00 ; 14348.00 ; 14493.00 ; 14784.00.
Support : 13290.00 ; 13254.00 ; 13171 ; 13092.45 (76.4% Fibonacci retracement) ; 13048.00 ; 12990.00 ; 12899.00 ; 12800.00 ; 12754.00 ; 12623.00 ; 12560.00.
Indikator: simple moving average (SMA) 200 dan 50 Bollinger Bands (20,2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14).
Fibonacci retracement :
Titik swing low : 12899.00 (harga terendah 27 September 2016)
Titik swing high : 13723.00 (harga tertinggi 11 Nopember 2016)