Advertisement

iklan

Anggota Kongres AS meminta Ketua SEC, Gary Gensler, untuk menyetujui Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin Spot, 11 jam lalu, #Kripto Fundamental   |   Indeks Dolar AS naik ke level tertinggi baru tahun 2023 di sekitar level 106.30, dan sedang memperhatikan data-data ekonomi, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/JPY bertahan di atas level 149.00, sejalan dengan level tertinggi sejak November, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD terus melanjutkan penurunan di atas level 1.0550 dalam kondisi RSI oversold, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) berencana membagikan dividen interim sebesar Rp272.25 miliar, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mengakuisisi 54 menara milik PT XL Axiata Tbk. (EXCL) senilai Rp36.62 miliar, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Serikat penulis Hollywood mengatakan bahwa para anggotanya dapat kembali bekerja pada hari Rabu, sementara mereka memutuskan apakah akan menyetujui kesepakatan tiga tahun yang memberikan kenaikan gaji dan beberapa perlindungan terkait penggunaan kecerdasan buatan, 18 jam lalu, #Saham AS   |   Tesla (NASDAQ: TSLA) sedang mengerjakan peningkatan teknologi "gigacasting" untuk mencetak hampir semua bagian bawah bodi kendaraan secara utuh, 18 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

Trading Dengan 200 Day Moving Average (1)

Penulis

Bingung memilih strategi trading paling tepat? Simak cara trading dengan SMA-200 Day berikut ini sebagai rekomendasi untuk Anda.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Salah satu indikator yang paling populer di kalangan trader adalah Moving Average, yang selama ini diketahui memiliki tiga macam jenis Moving Average yaitu: Simple Moving Average (SMA), Exponential Moving Average (EMA), dan Weighted Moving Average (WMA). Beberapa alasan yang kerap dilontarkan olah trader dalam penggunaan indikator ini adalah sebagai identifikasi tren harga, support-resistance dinamis, dan Moving Average sebagai dasar menentukan open posisi.

Salah satu jenis Moving Average yang paling umum digunakan trader adalah Simple Moving Average (SMA) dengan pengaturan periode 200 Day. Indikator ini bisa ditemukan pada berbagai trading chart di institusi keuangan, hingga bank-bank besar, perusahaan hedge fund dan juga trader retail juga kerap menggunakan indikator ini sebagai acuan utamanya.

Karena Simple Moving Average (SMA) termasuk indikator yang lagging, maka indikator ini biasanya tidak digunakan secara sendirian, melainkan dikombinasikan dengan indikator lain yang bersifat leading, sebagai konfirmator. Detail mengenai perbedaan keduanya, silahkan baca lebih lanjut pada artikel indikator lagging dan leading.

 

Penggunaan SMA-200 Day Pada Analisa Fundamental

Selain itu, indikator Simple Moving Average (SMA) juga sering digunakan sebagai acuan pada analisa fundamental. Banyak trader yang beranggapan bahwa indikator ini adalah sebagai alat untuk mengukur pergerakan pasar. Bila harga sudah menyentuh atau menembus garis SMA-200 Day, maka pasar akan mulai bereaksi. Sebagai contoh pada saat krisis finansial tahun 2008 lalu, EUR/USD sempat merosot hingga 3500 pip atau 21.58% dalam kurun waktu hanya 3.5 bulan.

Setelah diluncurkan Troubled Asset Relieve Program (TARP) pada 14 Oktober 2008 yang disusul dengan pembelian bond, maka sentimen pasar terhadap mata uang Euro menjadi positif hingga EUR/USD rebound. Pasangan mata uang tersebut rally hingga 2400 pip atau 19.35% dari harga terendahnya, hingga menyentuh garis SMA-200 Day, seperti tampak pada gambar berikut:

SMA-200 Day Pada Analisa Fundamental

Contoh di atas sekaligus menunjukkan penggunaan SMA-200 Day sebagai level support (sebelum ditembus) dan juga sebagai resistance (setelah ditembus).

 

SMA-200 Day Sebagai Level Support Dan Resistance

Kemudian selanjutnya adalah penggunaan SMA-200 Day sebagai level support dan resistance. Pasti Anda kerap melihat adanya garis support resistance berupa garis-garis lurus statis maupun dinamis. Nah, salah satu cara membuatnya adalah dengan menggunakan indikator Moving Average ini yang di-setting dengan periode 200 Day. Dengan begitu, garis yang dibentuk dari indikator SMA-200 Day dapat dijadikan asumsi atau landasan dalam pengambilan keputusan. Sebagai contoh bisa dilihat pada chart EUR/USD daily berikut ini:

EUR/USD Sebagai Level Support Resistance

Dalam contoh di atas, trader akan bereaksi dengan membuka posisi buy ketika pergerakan harga telah menembus level support garis SMA-200 Day. Demikian pula pada contoh sebelumnya, trader entry sell ketika harga menyentuh garis SMA-200 Day sebagai level resistance. Untuk konfirmasi, bisa dilihat formasi bar candlestick atau setup price action yang terbentuk. Level stop loss ditentukan dibawah garis SMA-200 Day atau level terendah bar candlestick yang memotong garis Moving Average tersebut.

SMA-200 DAY Sebagai Penyaring tren

Strategi diatas biasanya digunakan untuk trading pada jangka menengah atau panjang, karena acuan indikator SMA-200 Day tersebut selalu digunakan dalam basis time frame daily.

 

SMA-200 Day Sebagai Indikator Trend

Pada umumnya, trader dapat mengenali tren yang sedang terjadi di pasar dengan melihat kondisi grafik harga dengan bantuan garis Moving Average. Salah satunya adalah dengan menggunakan SMA-200 Day ini, yang populer digunakan sebagai indikator penyaring arah trend jangka panjang. Trading dengan mengikuti arah tren ini terbilang efektif dan mudah bahkan untuk pemula.

Apabila harga sekarang berada di bawah garis SMA-200 Day, berarti pasar sedang mengalami downtren (tren turun), pada saat tersebut pasar sedang dikuasai oleh para seller yang mengakibatkan terciptanya tren Bearish. Sebaliknya, jika harga berada di atas garis SMA-200 Day, maka dapat dipastikan bahwa pasar sedang mengalami uptren (tren naik), artinya pada saat itu pasar sedang dikuasai oleh buyer yang mengakibatkan terciptanya tren Bullish. Ulasan selengkapnya mengenai bahasan ini dapat disimak pada artikel mengetahui perubahan tren forex dengan indikator MA.

Bersambung ke bagian (2)

134638
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.


Qamaruddin
Cara membaca RSI gimana gan?
Martin S
Unitedhooligans
Gmn ya cara mengurangi false signal utk trading menggunakan entry MA 200?
Martin S
Dikonfirmasikan dengan price action dan indikator teknikal terutama indikator trend seperti parabolic SAR, ADX, dan juga MACD. Kalau konform berarti bukan false signal.