Seputarforex.com - Acuan minyak berjangka AS, WTI, akhirnya mampu menyusul Brent dengan menjangkau level harga di atas $50 per barel pada hari Jumat pagi ini (7/10) di tengah munculnya tanda-tanda peningkatan sentimen positif di pasar minyak. Kemungkinan tercapainya kesepakatan pengurangan produksi diantara negara-negara OPEC serta penurunan persediaan minyak mentah AS mendukung reli kali ini.
Harga minyak WTI ditutup pada harga $50.44 per barel pada penutupan perdagangan tadi malam dan masih di kisaran tersebut hingga kini. Sementara acuan harga minyak internasional Brent diperdagangkan cenderung flat di kisaran $52.46. Menurut Reuters, posisi harga-harga untuk kontrak minyak berjangka di atas $50 dan masing-masing kurva harga forward lebih tinggi lagi. Hal ini membentuk situasi contango, yaitu ketika harga untuk kontrak pengiriman di masa depan lebih mahal dibanding harga untuk pengiriman di waktu yang lebih dekat.
Outlook Fundamental Minyak Membaik
"Belum ada tanda akhir dari reli bullish saat ini. Para spekulator sedang melakukan buy di setiap penurunan harga pada jangka pendek, sebuah strategi yang terbukti berfungsi sangat baik sejauh ini," ungkap Fawad Razaqzada, analis di pialang berjangka Forex.com pada Reuters, "Tren ini bisa berlanjut hingga beberapa waktu ke depan karena kenyataannya outlook fundamental minyak terus membaik: sebagaimana (ada) rencana pemangkasan output minyak OPEC, kami (juga) telah melihat penurunan inventori minyak mentah yang mengejutkan di Amerika Serikat selama lima pekan berurutan. Alhasil, persediaan minyak AS kini telah turun hingga di bawah 500 juta barel untuk pertama kalinya sejak Januari."
Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) diketahui akan mengkoordinasikan rencana pemangkasan output dalam rapat resminya di akhir bulan November, dalam upaya mengendalikan limpahan surplus minyak global yang telah menggelayuti harga minyak dalam dua tahun terakhir.
Beberapa negara produsen minyak akan menghadiri sebuah diskusi informal tentang topik tersebut di Istanbul, Turki, pada tanggal 12 Oktober mendatang. Sementara itu, kemarin sore Menteri Energi Aljazair menyatakan pada media bahwa jika diperlukan, OPEC bisa memangkas output dalam jumlah lebih besar dibanding angka yang telah dicapai di pertemuan 28 September lalu. Sebelumnya OPEC setuju untuk mengurangi output dalam kisaran 32.5-33 juta barel per hari (bph) dari output-nya saat ini di angka 33.24 bph, yang berarti akan ada penurunan sekitar 700,000 bph.
Terlepas dari makin membubungnya harga minyak di pasar finansial (kontrak futures dan forward), kondisi di pasar minyak fisik masih relatif lemah. Salah satu indikasinya ditunjukkan dari langkah Arab Saudi yang pekan ini kembali menurunkan harga acuan minyak mentahnya untuk kawasan Asia.