Harga minyak mentah (crude oil) masih terpuruk di hari Senin (02/02) ini setelah serikat pekerja AS menghimbau untuk mengadakan pemogokan kerja masal. Selain itu, para trader memilih untuk mencairkan perolehan yang mereka dapatkan dari kuatnya harga minyak pada pekan lalu, saat pasar bergejolak akibat kemerosotan dalam penambangan AS.
Meskipun merosot, para analis mengatakan bahwa "record open interest"- jumlah kontrak-kontrak future terkemuka - mengindikasikan bahwa harga kemungkinan akan kembali memantul naik dari dasar yang tercapai saat ini.
Brent crude oil berjangka saat ini diperdagangkan pada $51.60 per barel pada pukul 04:400 GMT, ataumenurun $1.39, sedangkan WTI AS berada pada posisi $46.96, atau menurun $1.28 per barel.
Penurunan tersebut terjadi setelah setelah adanya kenaikan dari level rendah enam tahun pada hari Jumat lalu, seiring dengan rekor merosotnya penambangan minyak mingguan AS yang memacu terjadinya hiruk-pikuk perlindungan terhadap posisi short (short-covering).
Menurut analisa dari Nomura yang ditulis oleh Reuters, produksi minyak di segmen shale akan mengalami penurunan akibat tingginya harga produksi operasinya. Hal inilah yang membuat Nomura berpandangan bahwa harga minyak tahun ini akan pulih ke rata-rata $60 per barel.