Pada sesi perdagangan sesi Asia setelah penetapan suku bunga AS hari ini (17/12), minyak mentah berjangka terus merosot. Penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh bertambahnya cadangan minyak AS menurut laporan EIA.
Kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk dikirim bulan depan menyusut 0.34 persen menuju 35.38 Dolar AS per barel, setelah ditutup terpuruk hampir 5 persen hari Rabu (16/12) akibat penambahan stok minyak di AS. Di saat yang sama, minyak Brent pengiriman Februari juga ikut melemah 0.63 persen ke USD 37.18 per barel. Tolok ukur minyak berjangka internasional ini mengakhiri sesi sehari yg lalu dengan penurunan 1.34 Dolar.
Menurut data yang dihimpun Energy Information Administration (EIA) Rabu malam, cadangan minyak di Amerika Serikat pekan lalu bertambah besar akibat peningkatan impor. EIA mencatat ada penambahan 4.8 juta pada persediaan minyak AS menjadi 490.7 juta barel, jauh melebihi hasil polling analis Reuters yang memperkirakan pengurangan sebesar 1.4 juta barel. Stok gasoline juga naik 1.7 juta barel, diikuti oleh bahan bakar distilasi 2.6 juta barel.
Dini hari tadi, Federal Reserve akhirnya mengumumkan kenaikan suku bunga AS untuk pertama kali selama hampir satu dekade, yang menandakan perekonomian AS telah berhasil mengatasi bencana krisis keuangan 2007-2009. Tingginya bunga acuan secara khusus menopang penguatan Dolar AS sehingga membuat minyak dan komoditas lain yang diperdagangkan dengan greenback menjadi lebih mahal.