Advertisement

iklan

USD/JPY diperdagangkan di atas level 147.00 setelah komentar BoJ yang dovish, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD mengalami reli kembali menuju level 0.6200 jelang data ADP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menghentikan tren penurunan dua hari, bertahan di atas level 1.2600 menjelang data ADP AS, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Rebound XAU/USD dapat diperpanjang dengan data pekerjaan ADP AS yang lemah, 10 jam lalu, #Emas Teknikal   |   PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mendapatkan penambahan fasilitas pinjaman omnibus revolving loan menjadi senilai $230 juta dan perpanjangan fasilitas FX line selama 3 tahun dari Bank Permata, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Kraft Heinz (NASDAQ: KHC) Co. mengalami kenaikan tipis hari ini, sebesar +0.06% dan ditutup pada $35.84, 15 jam lalu, #Saham AS   |   Wartawan yang tergabung dalam serikat pekerja di The Washington Post mengatakan bahwa mereka akan melakukan aksi mogok kerja selama 24 jam pada hari Kamis untuk memprotes pemangkasan jumlah karyawan, 15 jam lalu, #Saham AS   |   Unit streaming Amazon (NASDAQ:AMZN), Twitch, mengatakan bahwa mereka akan menutup operasinya di Korea Selatan pada bulan Februari tahun depan, karena biaya operasional dan biaya jaringan yang tinggi, 15 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

Apa Itu Indeks Volatilitas (VIX) Dan Bagaimana Cara Memanfaatkannya?

Penulis

Kerap digunakan pada indeks saham, VIX atau Indeks Volatilitas berguna untuk mengetahui sentimen pasar secara global, sehingga dapat membantu trader dalam perdagangan aset berisiko maupun safe haven.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

VIX atau Indeks Volatilitas adalah salah satu indikator yang paling banyak dan kerap digunakan di pasar keuangan, khususnya indeks saham. Anda akan melihat banyak analisa menggunakan indikator ini, terutama saat pasar ekuitas sedang dalam kondisi bearish. VIX atau juga yang sering disebut Fear Index (Indeks Ketakutan) merupakan tools atau indikator yang sangat berguna bagi para pelaku pasar.

Apa Itu VIX dan Bagaimana Cara Kerja Indeks Volatilitas di Forex?

Baik Anda trading forex atau komoditas, Indeks Volatilitas memiliki dampak yang besar dalam membantu memprediksi pergerakan pasar. Ini dikarenakan Indeks Volatilitas merupakan indikator yang dapat mengukur sentimen pasar. Tak heran bila akhirnya banyak trader yang kerap mengggunakan VIX setiap hendak mengukur dan menganalisa sentimen pasar.

 

Jadi Apa Itu VIX Dan Apa Fungsinya?

VIX atau Indeks Volatilitas diciptakan oleh Chicago Board Options Exchange (CBOE) dan digunakan oleh manajer hedge fund, investor, dan analis untuk mengukur ekspektasi volatilitas pasar saham di masa depan. VIX merupakan indeks real-time yang mencerminkan ekspektasi volatilitas pelaku pasar selama 30 hari ke depan.

Pada dasarnya, Indeks Volatilitas diciptakan dan dikembangkan menggunakan data rasio call (posisi bullish) dan put (posisi bearish) dari options indeks S&P500. Indeks Volatilitas pertama kali diperkenalkan pada tahun 1993 oleh CBOE dan sekarang telah menjadi patokan yang diakui secara luas untuk volatilitas pasar saham.

Baca Juga: Dampak Volatilitas Pasar Forex Bagi Trader

Indeks Volatilitas memiliki garis dasar 0. Ketika jumlah call (posisi buy) lebih banyak daripada put (posisi sell), VIX akan bergerak turun. Demikian pula sebaliknya, ketika jumlah put melebihi call, VIX mulai bergerak naik. Ini biasanya bertepatan dengan pasar ekuitas yang tiba-tiba bisa ambruk atau melakukan koreksi tajam.

Pada gambar grafik di atas, Anda dapat melihat bagaimana bendera merah pada VIX menandakan koreksi tajam dalam kontrak berjangka S&P500.

Ketika Indeks Volatilitas telah bergerak di atas level 25, para investor besar akan cenderung takut untuk pasang posisi bullish di aset berisiko. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, namun alasan utamanya adalah investor mulai membuat lebih banyak taruhan bearish di pasar options untuk melindungi posisi long mereka di pasar ekuitas. Ini berarti bahwa investor merasakan bahwa mungkin akan ada koreksi di pasar modal.

Selain itu, sebenarnya VIX bukan hanya merupakan indikator yang didasari dari indeks pasar. Anda juga dapat trading VIX secara langsung melalui option VIX, di mana Anda bisa bertaruh apakah Indeks Volatilitas akan naik menunjukkan koreksi pasar, atau jika turun menunjukkan sentimen investor sedang bullish.

 

Bagaimana Cara Menggunakan Indeks Volatilitas Di Pasar Forex?

Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, bahwa ketika sentimen pasar sedang dalam kondisi bullish, aset berisiko termasuk beberapa pasangan mata uang di pasar forex, cenderung akan mengungguli mata uang safe haven. Nah, karena Indeks Volatilitas sendiri pengukur sentimen investor di pasar, maka kita sudah dapat menyimpulkan bahwa ketika indikator VIX turun, aset safe haven akan cenderung melemah. Begitu pun sebaliknya, kalau indikator VIX naik, aset safe haven akan cenderung mengungguli aset berisiko termasuk beberapa pasangan mata uang di pasar forex.

Dengan kata lain, ketika Indeks Volatilitas bergerak naik, artinya ketakutan investor terhadap pasar sedang meningkat, dan akhirnya aset safe haven seperti USD, JPY, CHF, emas, dan yield obligasi AS cenderung mengungguli, aset berisiko seperti ekuitas, mata uang komoditas seperti EUR, GBP, AUD, NZD, CAD, dan sebagainya.

Baca Juga: Mengapa JPY Dan CHF Bisa Menjadi Safe Haven?

Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa pergerakan pasangan mata uang AUD/USD dapat diprediksi menggunakan Indeks Volatilitas. Sekali lagi Anda dapat melihat bagaimana VIX yang bergerak naik akan cenderung bertepatan dengan titik terendah Dolar Australia.

Sebuah studi yang dilakukan sejak tahun 1990 mengungkapkan, ketika sentimen pasar secara keseluruhan sedang bullish atau optimis, maka indeks S&P 500 akan melonjak dan indikator VIX bergerak turun di sekitar waktu yang sama. Begitu pun sebaliknya, ketika sentimen pasar global sedang bearish atau pesimies, maka indeks S&P 500 akan merosot dan indikator VIX bergerak naik di sekitar waktu yang berdekatan.

Meski demikian, Anda harus berhati-hati, karena pergerakan antara harga aset dengan Indeks Volatilitas tidak berbanding 1:1. Dengan kata lain, indikator VIX bisa mengalami lagging maupun leading, atau terkadang pergerakan aset yang Anda perdagangkan bisa bergerak jauh mendahului Indeks Volatilitas atau pun sebaliknya.

 

Kesimpulan

Karena pergerakan pada Indeks Volatilitas bersifat proyeksi selama 30 hari ke depan, maka Anda tidak boleh menggunakannya sebagai indikator utama sinyal beli atau jual, melainkan hanya untuk tambahan pengingat kapan waktu yang tepat untuk mengambil posisi long (buy) atau short (sell) pada aset safe haven atau mata uang berisiko.

Sifatnya yang maju satu bulan lebih dulu membuat Anda bisa bersiap untuk menghadapi berbagai risiko yang ada. Sehingga, bisa dikatakan bahwa Indeks Volatilitas dapat dijadikan informasi pendukung ketika memasuki pasar keuangan.

Jadi, meski menggunakan Indeks Volatilitas tidak bisa menjadi patokan entry dan exit point secara langsung, namun indikator ini dapat membantu Anda agar mengetahui kapan sentimen pasar sedang risk on ataupun risk off. Sebagai aturan praktis, perhatikan saja level 25 ke atas pada indikator VIX. Saat Anda melihat Indeks Volatilitas berada di sekitar level tersebut, Anda harus mulai berhati-hati dan menyesuaikan posisi bullish dan bearish.

298756
Penulis

Lulusan Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Menggeluti dunia penulisan sejak bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa tahun 2009. Mulai tertarik dengan dunia forex dan kripto, setelah lulus kuliah hingga sekarang sembari trading.