Advertisement

iklan

Menurut anlisa UOB, sasaran berikutnya USD/JPY adalah di sekitar level 149.50, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling berada dalam genggaman pasar bearish karena risiko perlambatan yang semakin meningkat, 7 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bursa Karbon Indonesia alias IDXCarbon pada Selasa (26/September), 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan terdapat potensi investasi sebesar $9.5 miliar atau setara Rp146.29 triliun, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Lima gugatan class action telah diajukan terhadap MGM Resorts (NYSE:MGM) International dan Caesars (NASDAQ:CZR) Entertainment, yang menuduh mereka gagal dalam melindungi para pelanggan dari serangan siber pada bulan September, 9 jam lalu, #Saham AS   |   David Solomon, CEO Goldman Sachs Group Inc (NYSE: GS), menegaskan kembali dukungannya kepada perusahaan-perusahaan energi tradisional meskipun ada tekanan yang semakin besar dari para aktivis iklim agar bank-bank memutuskan hubungan dengan perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil, 9 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

Mengenal Index S&P 500

Penulis

Indeks S&P 500 (Standard & Poor's 500) adalah indeks yang disusun berdasarkan nilai saham 500 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa saham Amerika Serikat.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Indeks S&P 500 (Standard & Poor's 500) adalah indeks yang disusun berdasarkan nilai saham 500 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa saham Amerika Serikat (NYSE, NASDAQ, dan CBOE BZX Exchange). Standard & Poor's memperkenalkan indeks saham pertama kali pada tahun 1923, dan tampil dengan format seperti sekarang sejak Maret 1957.

Indeks S&P 500 termasuk salah satu indeks saham AS terpopuler setelah Dow Jones 30 (DJIA). Komposisi saham S&P 500 lebih besar daripada Dow Jones 30, baik dari segi kuantitas maupun ragam jenis sahamnya. Namun, nilai indeks S&P sering menunjukkan dinamika serupa dengan indeks Dow Jones 30. Apabila Dow menguat, maka S&P 500 biasanya juga meningkat; demikian pula sebaliknya.

Indeks S&P 500

 

Komposisi Indeks S&P 500

Indeks S&P 500 terdiri atas 500 saham paling banyak diperdagangkan di bursa Amerika Serikat, serta mewakili sekitar 70 persen dari nilai total pasar saham di AS. Pada umumnya, indeks S&P 500 dianggap mewakili pergerakan pasar AS secara keseluruhan.

Indeks S&P 500 meliputi perusahaan dari berbagai sektor, termasuk industri, energi, information technology (IT), keuangan, perawatan kesehatan, dan consumer goods. Beberapa perusahan yang tercakup dalam indeks S&P 500 antara lain: Abbott Laboratories, AbbVie, Adobe Systems Inc, Google, Amazon, Analog Devices, Berkshire Hathaway, Boeing Company, Chevron, Citigroup Inc, Coca-Cola Company, Colgate-Palmolive, Comcast Corp, Conoco Phillips, Johnson & Johnson, General Electric, Pfizer, dan lain sebagainya. Namun, komposisi ini dievaluasi secara berkala dan bisa jadi ada perusahaan yang masuk atau keluar dari tahun ke tahun.

Daftar Perusahaan Indeks S&P 500

Pergerakan indeks saham ini antara lain dipengaruhi oleh peraturan pemerintah AS, kondisi ekonomi Amerika Serikat dan pertumbuhan global, serta kondisi bursa saham secara keseluruhan. Musim laporan keuangan perusahaan-perusahaan AS juga bisa memengaruhi perubahan nilai indeks S&P 500.

 

Nilai Indeks S&P 500

Berbeda dengan indeks Dow Jones 30, persentase perubahan nilai pasar secara keseluruhan akan sebanding dengan perubahan nilai indeks S&P 500. Misalnya jika nilai total saham ke-500 perusahaan yang terdaftar di S&P 500 turun 10%, maka nilai indeks S&P 500 juga akan turun 10%. Di sisi lain, penurunan 10% nilai total saham yang ada di Dow Jones 30 tidak selalu menyebabkan indeks Dow Jones turun 10%.

Hal itu terjadi karena bobot dari tiap saham dalam S&P 500 diperhitungkan secara proporsional. Perubahan harga saham-saham berkapitalisasi lebih besar, akan lebih berdampak pada nilai indeks, dibandingkan dengan saham-saham yang kapitalisasinya lebih kecil.

Pada bulan Maret 2000 indeks S&P 500 mencapai harga tertingginya pada 1552.87 ketika terjadi booming bisnis online (dot-com bubble). Namun, indeks kembali jatuh 50% ke level 768.63 pada 10 Oktober 2002, seiring dengan merosotnya harga-harga saham di AS. Indeks S&P kembali mencetak rekor tertinggi pada 11 Oktober 2007 di level 1576.09, tetapi 2 tahun kemudian ditutup pada level terendahnya di 676.53 (9 Maret 2009). Sejak saat itu, harga kembali rally hingga level 1848.36 pada 31 Desember 2013, dan rekor tertinggi baru terjadi 3 Juli 2014 lalu pada 1985.90.

Dengan fluktuasi harga yang tinggi seperti itu, indeks S&P 500 layak untuk diperdagangkan secara CFD (Contract for Difference). Tak mengherankan bila S&P 500 ini merupakan indeks saham yang paling banyak diperdagangkan secara CFD, bersama indeks Dow Jones.

187231
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.


Patrick
Saya sih buta soal saham, tapi pernah FOMO coba invest di S&P 500. Ternyata kita bukan invest di perusahaan yang kita pilih, tapi di bagi sama rata ke 500 perusahaan