Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa bisa begitu mudah membaca grafik ketika Anda tidak sedang bertransaksi? Atau, di sisi lain, betapa sulitnya membaca market ketika transaksi sudah mulai berjalan?
Jika demikian, berarti Anda sedang terkena sindrom emosi trading. Dan artikel ini akan menggambarkan bagaimana trader sukses dapat mengontrol emosi dengan cara yang berbeda. Metode pengontrolan emosi tersebut biasanya dilakukan dengan mengontrol dua emosi negatif: keserakahan dan kekhawatiran.
Menurut seorang hedge fund manajer, Gordon Gekko, "Keserakahan mengakibatkan kerugian yang besar, sedangkan rasa takut akan rugi sebenarnya sudah menempatkan seseorang pada setengah dari proses menuju ambang kerugiannya". Ia menjelaskan, faktor rasa takut membuat trader menumpuk keuntungan dengan berulang kali membuka trading dengan target profit yang kecil, bukannya mengincar keuntungan besar sekaligus.
Keserakahan dan ketakutan adalah emosi alami yang dimiliki setiap manusia. Namun keserakahan dan ketakutan dalam trading harus dikendalikan agar tidak menjadi kenyataan. Seorang trader profesional baru merasa takut ketika kerugian yang dialaminya melewati batas toleransi yang sudah ditetapkannya. Oleh karena itu, trader profesional bisa mentoleransi kerugian-kerugian kecil. Namun, bila kerugian itu sampai melewati batas kerugian yang telah dianut, maka trader pro tidak akan membiarkannya terlalu lama.
Trader pemula sering bersikap rakus ketika dia mengira prediksinya tepat, atau diberitahu orang lain tentang strategi yang kemungkinan berhasilnya besar. Padahal semua itu masih tidak pasti. Itu adalah sikap rakus yang perlu disingkirkan.
Trader pro juga bisa rakus, dan terkadang trader pro malah lebih rakus dari trader biasa. Namun, kerakusan trader pro mengenal waktu. Jika sudah sesuai keyakinan dan sistem yang telah dianut, maka trader pro akan dengan serakah berusaha untuk mendapatkan profit yang besar. Inilah sebabnya mereka selalu berpegang teguh pada sistem dan peraturan yang telah dibuatnya. Walaupun misalnya ada trading yang cukup mudah dibaca, tapi bila itu tidak sesuai dengan sistem, maka trader pro akan meninggalkan trading tersebut. Mereka akan selalu konsisten pada sistem yang telah didirikannya sendiri. Terlepas dari pandangan market lebih mudah diprediksi, mereka lebih menitikberatkan terhadap sistem yang dimilikinya.
Kesimpulan
Berhentilah menjadi seorang penakut yang khawatir melakukan transaksi hanya karena sejumlah kerugian kecil. Apabila terjadi kerugian besar, evaluasi sistem Anda, dan perbaiki agar potensi profitnya meningkat. Tetapi Anda juga perlu berhati-hati agar tidak menjadi trader yang rakus. Taatilah sistem Anda. Bila sistem menyebutkan agar Anda stop trading, maka berhentilah walaupun mungkin pasar masih bullish. Disiplin mentaati sistem akan membantu Anda menaklukkan pasar forex.