iklan |
iklan |
Bagi Anda trader di broker FXTM, nama Lukman Otunuga mungkin sudah tidak asing. Analis dari Nigeria, salah satu negara terbesar di benua Afrika ini, secara rutin membawakan analisa pasar terkait pergerakan ekuitas, termasuk memberikan pelatihan dan webinar bagi investor dan trader FXTM.
Lukman memiliki gelar BSc (hons) di bidang Ekonomi dari University of Essex, UK dan MSc Keuangan dari London School of Business and Finance. Sebagai pengikut peristiwa ekonomi makro yang tajam, dengan latar belakang profesional akademis yang kuat di bidang ekonomi pasar dan keuangan, sangat wajar jika Lukman berpengalaman dalam analisis fundamental dan teknikal.
Lukman Otunuga telah menjadi Analis Riset di FXTM sejak 2015, dan banyak di ikuti oleh berbagai media internasional terkemuka. Lukman Otunuga sering dijadikan rujukan oleh media-media internasional seperti Associated Press (AP), BBC, CNBC, CNN, Marketwatch, NASDAQ, dan The Telegraph, termasuk juga media Indonesia.
Lukman Otunuga juga pernah tampil di jaringan televisi terbesar di Afrika, NTA 2. Pada awal tahun 2018, ia sempat datang ke Indonesia, melakukan tur media dengan mengadakan serangkaian wawancara informatif seputar makroekonomi. Ia menyampaikan pandangan terkait ekonomi Indonesia secara umum dan posisinya di pasar internasional, serta potensi dampak perang dagang AS - China terhadap pergerakan Rupiah dan ekonomi Indonesia.
Bagaimana Lukman Otunuga Menggunakan Analisa Teknikal?
Selain menggunakan data-data fundamental, Lukman Otunuga tampaknya percaya bahwa pasar memiliki ingatan (market has memory), dimana harga akan kembali ke awal, menuju titik yang pernah dicapai sebelumnya. Harga akan bergerak di area Support dan Resistance, selanjutnya Bounce atau Breakout. Dan untuk memanfaatkan situasi ini, hal yang mesti di perhatikan adalah bagaimana memahami Support dan Resistance.
Secara sederhana, Support adalah sebuah area dimana harga akan tertahan ketika mengalami penurunan berdasarkan pergerakan sebelumnya, sementara Resistance adalah sebuah level dimana harga akan mendapatkan tertahan ketika harga mengalami kenaikan berdasarkan pergerakan dari harga sebelumnya.
Trading Support dan Resistance, Antara Bounce Atau Break Out
Sekalipun teknikal pasar berdasarkan Support dan Resistance sering dibahas, namun bisa berbeda dalam hal penyampaiannya. Terlebih jika disampaikan oleh sampaikan langsung oleh seorang ahlinya. Berikut ulasan mengenai Support dan Resistance yang disampaikan oleh Lukman Otunuga, hasil rangkuman dari webinar yang pernah disampaikannya beberapa waktu lalu.
Menurut Lukman Otunuga, dua istilah paling penting yang sering didengar trader forex dari para analis adalah level Support dan Resistance. Harga mata uang biasanya akan berfluktuasi dalam batas-batas kedua level ini, tetap di atas garis support dan di bawah garis resistensi; dan hanya pada kesempatan yang langka, bisa menembus untuk mencapai level tertinggi atau terendah baru.
Dalam praktiknya, memahami bagaimana tingkat Support dan Resistance bekerja dapat membantu trader mengidentifikasi peluang untuk membuka dan menutup perdagangan ketika harga pasangan mata uang bergerak mendekati level ini, tergantung pada apakah harga memantul kembali, atau breakout.
Trading Bounce
Reaksi paling umum yang diharapkan dari harga mata uang yang mendekati garis Support atau Resistance adalah bahwa harga akan bangkit kembali setelah mencapainya. Harga yang jatuh di dekat level Support diperkirakan akan melambung dari level itu, dan harga yang telah mencapai level resistance diperkirakan akan kembali ke titik yang lebih rendah.
Namun, sebelum terburu-buru menempatkan pesanan Buy dan Sell pada level Support dan Resistance dari pasangan mata uang, trader harus ingat bahwa grafik nyata tidak selalu bergerak sesuai dengan pola teoritis. Ada kalanya harga akan menembus level Support atau Resistance; dan karena alasan itu, penting untuk memperhatikan bounce, bukan hanya level Support atau Resistance saja.
Untuk mengkonfirmasi bahwa level Support atau Resistance telah mapan dan bouncing memang terjadi, trader harus menunggu setidaknya satu sesi harga untuk ditutup ke arah bouncing, sebelum membuka atau menutup posisi perdagangan.
Trading Breakout
Breakout merupakan kondisi ketika harga akan keluar dari level Support atau Resistance dan mencapai titik tinggi atau rendah baru. Bergantung pada toleransi risikonya, trader dapat memilih untuk perdagangan breakout dengan cara agresif atau konservatif.
Trader yang merasa yakin bahwa harga memang telah menembus level Support atau Resistance untuk selamanya, dan bahwa itu akan terus bergerak ke arah yang sama untuk sementara waktu, dapat menggunakan strategi yang lebih agresif dan mulai trading segera setelah titik tembus tadi, seperti yang ditunjukkan oleh titik masuk pada gambar di bawah ini.
Strategi ini memiliki potensi untuk memaksimalkan keuntungan dengan menangkap terobosan harga awal. Namun, hal itu juga bisa meningkatkan risiko kerugian yang timbul, jika harga secara tak terduga berayun kembali ke level sebelumnya.
Setelah harga menembus level Support atau Resistance, mau tidak mau ada titik di mana trader mulai kurang yakin, apakah harga akan terus bergerak menuju level baru, ataukah akan berbalik kembali ke posisi sebelumnya. Seringkali banyak trader menutup perdagangan mereka di titik psikologis ini. Penutupan perdagangan dapat mengakibatkan harga akan membalikkan dirinya ke arah garis yang sebelumnya ditembus, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini .
Jika harga pullback (mundur) itu hanya disebabkan oleh sentimen trader (bukan karena ada perubahan besar dalam fundamental pasar), maka harga biasanya akan membalikkan dirinya sekali lagi ke arah yang sama dengan arah yang ditempuhnya saat breakout awal.
Trader yang lebih konservatif akan menunggu pembalikan setelah koreksi pullback terjadi sebelum memasuki perdagangan, untuk mengkonfirmasi bahwa harga memang akan terus bergerak ke arah itu. Menunggu konfirmasi bahwa arah harga memang akan berbalik kembali setelah kemunduran sementara (koreksi) dapat membatasi potensi keuntungan, tetapi juga mengurangi risiko saat memasuki perdagangan yang terlalu cepat.
Lukman Otunuga mengungkapkan pula bahwa level Support dan Resistance bukan merupakan poin tetap pada grafik. Level Support dan Resistance bisa berubah secara progresif seiring dengan harga pasangan mata uang. Tingkat Support yang sudah ditembus misalnya, sering bisa menjadi tingkat Resistance baru di atas mana mata uang akan berjuang untuk naik. Demikian pula, level Resistance yang sudah ditembus, setelahnya dapat menjadi level Support baru mata uang yang menghalangi harganya jatuh lebih rendah lagi.
Ia juga mewanti-wanti agar trader harus selalu mengingat bahwa tidak ada strategi atau pola perdagangan yang selalu akurat, karena pasar dapat bergerak dengan cara yang tidak dapat diprediksi kapan saja. Namun, belajar mengenali tingkat Support dan Resistance, dan memahami cara memanfaatkan peluang, dapat sangat berguna dalam melaksanakan rencana perdagangan apa pun untuk peningkatan kesuksesan.
Penutup
Ada banyak ulasan lainnya yang disampaikan oleh Lukman Otunuga. Dalam webinar dan pelatihan yang disampaikan, ada banyak ilmu yang bisa didapat darinya. Isinya tidak hanya bahasan teknikal, karena Lukman juga membahas hal-hal yang terkait dengan struktur, sentimen dan psikologi pasar, cara meningkatkan kemampuan trading, dan lain sebagainya.
Banyak ahli yang mewakili komunitas FX internasional berbagi pendapat yang sama, bahwa Lukman Otunuga termasuk analis FX paling kuat. Lukman Otunuga yang menjadi bagian dari Tim Ahli di broker FXTM ini telah menjadi kompas bagi ribuan pemula, trader menengah dan profesional, untuk membantu mereka menuju pasar, guna meraih kesuksesan.
Tahukah Anda? FXTM merupakan salah satu broker yang cukup diunggulkan di Afrika Selatan. Sebagai negara maju di benua Afrika yang telah menerima kemajuan trading forex secara online, seperti apa contoh broker forex ideal di sana? Simak pembahasannya di sini.