EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,315.04/oz   |   Silver 27.58/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 1 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 1 jam lalu, #Saham AS

Abaikan Data China, Harga Minyak Menguat Karena Dua Faktor Ini

Penulis

Harga minyak menguat sehubungan dengan Perayaan Imlek dan meredupnya prospek kebijakan ketat The Fed yang melemahkan dolar AS.

Seputarforex - Harga minyak dunia menguat lebih dari 2 persen dan masih bertahan di dekat level tinggi pada hari Rabu (18/Januari). Harga minyak Brent berkisar di $86.47-an per barel, sementara harga minyak WTI diperdagangkan di sekitar $80.77 per barel.

Harga Minyak Menguat

Meskipun data GDP China kemarin menunjukkan perlambatan, harga minyak tidak tertekan oleh sentimen bearish. Pasalnya, angka GDP China untuk Q4/2022 masih di atas ekspektasi pasar. Para ekonom pun optimis dengan pertumbuhan ekonomi China ke depan, terutama setelah otoritas setempat tak lagi menerapkan kebijakan Zero-COVID yang selama ini menghambat pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, impor minyak China dilaporkan mengalami kenaikan 4 persen pada bulan lalu. Hal ini sehubungan dengan Perayaan Tahun Baru Imlek yang berlangsung dalam waktu dekat. Di China, momen liburan ini seringkali dimanfaatkan oleh mayoritas masyarakat untuk melakukan perjalanan sehingga meningkatkan konsumsi minyak di sana.

Reli harga minyak juga ditopang oleh pelemahan Dolar AS. Rilis beberapa data ekonomi AS akhir-akhir ini menunjukkan penurunan inflasi dan pasar tenaga kerja yang tak begitu tangguh. Hal ini tak pelak memicu pasar untuk berspekulasi mengenai perubahan arah dalam kebijakan The Fed.

Jika sebelumnya The Fed cenderung agresif dalam menggenjot kenaikan suku bunga, pasar sekarang meyakini jika bank sentral AS tersebut akan mengurangi rate hike dan menurunkan target suku bunga terminal. Apalagi, The Fed memang telah menyusutkan laju rate hike (dari 75 bps menjadi 50 bps) dalam pengumuman kebijakan terakhir. Untuk pertemuan FOMC selanjutnya, para pelaku pasar mengekspektasikan rate hike sebesar 25 bps saja.

"Pasar saat ini tengah mempertanyakan seperti apa keputusan Federal Reserve menanggapi rilis data ekonomi yang beragam dan kemunculan tanda-tanda hambatan ekonomi AS," kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC di New York.

Download Seputarforex App

298848
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.