Advertisement

iklan

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani memprediksi IHSG hari ini akan bergerak mixed dalam rentang 6.660– 6.746, dan ada sejumlah informasi dalam dan luar negeri yang layak dicermati, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Penjualan alat berat Komatsu milik PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat, sepanjang empat bulan pertama 2023 UNTR menjual 2,116 unit, 4 jam lalu, #Saham Indonesia
Selengkapnya

Deadline Utang AS Tinggal Menghitung Hari, Minyak Melemah

Penulis

+ -

Harga minyak melanjutkan pelemahan di tengah meningkatnya ketidakpastian terkait negosiasi plafon utang AS.

iklan

iklan

Seputarforex - Harga minyak dunia dibuka melemah pada perdagangan awal pekan (22/Mei). Minyak Brent bergerak pada kisaran $75.09 per barel atau melemah 0.99 persen, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) turun 0.85 persen dan diperdagangkan di sekitar $71.22 per barel.

G7 Berencana Batasi Rusia, Harga Minyak Tertekan

Antisipasi pasar terhadap pembicaraan plafon utang AS menjadi katalis yang melemahkan minyak. Setelah menemui jalan buntu pada pekan lalu, anggota kongres dari partai Republik dan Demokrat hari ini dijadwalkan untuk melanjutkan negosiasi terkait masalah plafon utang.

Di saat yang sama, Presiden Joe Biden akan mengadakan pertemuan dengan petinggi partai Republik, Kevin McCarthy. Biden mengatakan bersedia memotong beberapa pos pengeluaran yang mendapat pertentangan dari oposisi, tetapi ia merasa jika tuntutan terbaru dari kubu Republik "tidak dapat diterima". Hal ini tak pelak meningkatkan ketegangan jelang deadline plafon utang AS yang tinggal mengitung hari.

Risiko default pemerintah AS telah mengguncang pasar minyak selama beberapa waktu terakhir. Pasalnya, investor resah terhadap dampak ekonomi yang dapat ditimbulkan setelah terjadinya default. Mengingat posisi Amerika Serikat sebagai salah satu konsumen minyak terbesar, maka status default berpotensi membebani sisi permintaan minyak.

 

Pengaruh Prospek Suku Bunga dan Ekonomi Global

Terlepas dari kericuhan di parlemen AS, sejumlah analis berpendapat bahwa prospek harga minyak jangka pendek juga mendapat tekanan dari pernyataan hawkish para pejabat The Fed. Namun, sentimen tersebut sedikit reda setelah Jerome Powell mengutarakan pendapatnya mengenai dampak krisis perbankan terhadap urgensi kenaikan suku bunga.

Sementara itu, meredupnya prospek ekonomi global di tahun 2023 juga memicu kekhawatiran tersendiri. Sejumlah data ekonomi China yang dirilis akhir-akhir ini mengonfirmasikan bahwa rebound ekonomi pasca COVID mulai melambat. Kondisi ini meredupkan ekspektasi permintaan minyak yang sebelumnya digadang-gadang mencapai rekor tertinggi.

Download Seputarforex App

299408
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.