EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,317.98/oz   |   Silver 27.56/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 5 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 5 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Melesat Menyusul Kabar Penurunan Persediaan AS

Penulis

Harga minyak melesat kembali ke level tinggi tahun ini setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan terjadinya penurunan persediaan minyak mentah AS secara tak terduga. Meski demikian, tanda-tanda kebangkitan produksi minyak Kanada pasca kebakaran di Alberta membuat reli tertahan pagi ini (5/12).

Harga minyak melesat kembali ke level tinggi tahun ini setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan terjadinya penurunan persediaan minyak mentah AS secara tak terduga. Meski demikian, tanda-tanda kebangkitan produksi minyak Kanada pasca kebakaran di Alberta membuat reli tertahan pagi ini (5/12).

Pengilangan Minyak Exxon Di Houston

Di NYMEX, minyak mentah WTI untuk pengiriman bulan Juni diperdagangkan diantara $43.97-$46.34 per barel, tetapi kemudian ditutup naik 3.38% di $46.17 di akhir sesi perdagangan Amerika. Sementara itu di ICE, minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan Juli mengambang diantara $44.81-$47.75 per barel, namun setelah itu menyentuh puncak harga tertinggi tahun ini pada $48.50. Kedua harga acuan minyak berjangka tersebut telah meningkat lebih dari 10 persen sejak bubarnya diskusi terkait pembekuan produksi minyak pada pertengahan April.

 

Penurunan Tak Terduga

EIA yang merupakan bagian dari Departemen Energi AS melaporkan dalam Weekly Petroleum Status Report bahwa persediaan minyak mentah komersil AS menurun sebanyak 3.4 juta barel dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 6 Mei. Selain itu, persediaan gasolin pun berkurang sebanyak 1.2 juta barel dan persediaan hasil distilasi menyusut 1.6 juta barel dalam periode yang sama.

Penurunan tersebut berlawanan dengan ekspektasi akan terjadinya peningkatan persediaan dalam jumlah besar setelah laporan Genscape dan API yang dirilis lebih awal pekan ini menyebutkan penambahan yang cukup signifikan. Sejumlah analis yang diwawancarai Reuters menghubungkan penurunan tak terduga dalam laporan EIA dengan kebakaran di Kanada, karena nyaris seluruh minyak yang diambil disana memang ditujukan untuk pengiriman ke Amerika Serikat, sehingga terhentinya produksi akibat kebakaran hebat tentunya berdampak pada penurunan minyak yang masuk ke persediaan.

Di samping itu, produksi AS juga diberitakan menurun sebanyak 23,000 hingga tersisa 8.802 juta bph saja. Ini merupakan level terendah produksi AS dalam 18 bulan sekaligus penurunannya untuk ke-12 kali berturut-turut.

 

Namun demikian, saat berita ini diangkat, Brent telah sedikit melandai di kisaran $47.40 dan WTI di sekitar $46 per barel. Terlepas dari penurunan inventori minyak mentah di AS, oversupply minyak dunia sejatinya masih berlanjut. Apalagi, dengan kembali produktifnya Kanada, maka ke depan diperkirakan inventori akan kembali meningkat seperti sebelumnya. Tercatat hari ini Enbridge Inc dan Royal Dutch Shell Plc telah memulai kembali aktivitas di kawasan eks-kebakaran, sedangkan yang lain akan mendatangkan kembali karyawan yang sebelumnya diungsikan. Di mata beberapa pelaku pasar, lonjakan harga hari Rabu bisa jadi dianggap berlebihan, sehingga memicu take profit hari ini.

264461
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.