EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 153.520   |   GBP/USD 1.259   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,327.05/oz   |   Silver 27.57/oz   |   Wall Street 38,852.27   |   Nasdaq 16,349.25   |   IDX 7,136.61   |   Bitcoin 63,161.95   |   Ethereum 3,062.73   |   Litecoin 80.79   |   PT Indika Energy Tbk. (INDY) menetapkan dividen tunai sebesar $30 juta atau sekitar Rp480 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel naik 3.6% ke level Rp575 per unit, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Remala Abadi Tbk. (DATA) naik 34.04% atau nyaris menyentuh ARA usai resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada hari ini, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil di 5,205, sementara Nasdaq 100 turun sedikit menjadi 18,184 pada pukul 19:33 ET (23:33 WIB). Dow Jones datar di 38,991, 1 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Melonjak Pasca Kabar Wafatnya Raja Arab Saudi

Penulis

Minyak melonjak setelah kabar wafatnya Raja Arab Saudi, King Abdullah. Arab Saudi merupakan negara produsen minyak terbesar di antara negara-negara OPEC. Peristiwa ini memunculkan pertanyaan tentang ada atau tidaknya perubahan rencana yang dampaknya akan tetap mengetatkan saham.

Minyak melonjak setelah kabar wafatnya Raja Arab Saudi, King Abdullah, salah satu rekan diplomasi penting, terutama dalam menyusun kebijakan minyak bagi Amerika Serikat. Arab Saudi merupakan negara produsen minyak terbesar di antara negara-negara OPEC. Peristiwa ini memunculkan pertanyaan tentang ada atau tidaknya perubahan rencana yang dampaknya akan tetap mengetatkan saham.

minyak_arab
Harga minyak berjangka langsung melaju hingga 3.1 persen di New York dan 2.6 persen di London sesaat setelah media mengumumkan kabar kematian Raja Abdullah. Harga minyak untuk pengiriman Februari langsung melompat 1.88 persen untuk diperdagangkan pada $47.18 perbarel di NYMEX, sedikit mundur dari perolehan dua persen setelah kabar kematian.

Perubahan Kebijakan?

Dengan demikian, otomatis tahta Kerajan Saudi Arabia akan dipegang oleh Pangeran Salman bin Abdulaziz. Arab Saudi yang merupakan eksportir minyak terbesar ini memipin keputusan OPEC untuk mempertahankan kuota produksi minyaknya pada pertemuan bulan November lalu. Akibatnya, keterpurukan harga minyak semakin parah dengan banjirnya suplai minyak mentah.

"Kematian Raja Abdullah akan meninkatkan ketidakpastian serta volatilitas pda harga minyak dalam waktu dekat," turtur Neil Beveridge, analis dari Sanford C. Bernstein Hongkong yang diwawancarai oleh Bloomberg. Beveridge pribadi tidak akan berspekulasi tentang perubahan kebijakan dalam waktu dekat, namun wafatnya sang raja ini datang di saat Arab Saudi sedang kerepotan oleh merosotnya harga minyak. Periode ini merupakan periode yang sangat menantang bag Arab Saudi.

219572
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.