Advertisement

iklan

XAU/USD pulih ke atas level $1,920, sementara para investor menunggu data ekonomi AS, PDB dan PCE, 4 menit lalu, #Emas Teknikal   |   Volume penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) di bulan Agustus mencapai 1.6 juta juta ton, naik 7.8% dari periode yang sama tahun lalu, 26 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Elnusa Tbk (Elnusa) dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang tergabung dalam Subholding Upstream (SHU) Pertamina, menandatangani perjanjian kerja sama implementasi teknologi stimulasi penggetaran reservoir Enchance Oil Recovery (EOR), 29 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Para penulis Hollywood mencapai kesepakatan kerja sementara dengan studio-studio besar yang diharapkan dapat mengakhiri salah satu dari dua pemogokan yang telah menghentikan sebagian besar produksi film dan televisi serta merugikan ekonomi California hingga miliaran dolar, 29 menit lalu, #Saham AS   |   Ford Motor (NYSE: F) mengatakan bahwa mereka masih memiliki "significant gaps to close" pada isu-isu ekonomi utama untuk mencapai kesepakatan tenaga kerja baru dengan serikat pekerja United Auto Workers, 31 menit lalu, #Saham AS
Selengkapnya

Sikapi Rencana Trump, Harga Minyak Berpotensi Kembali Jatuh

Penulis

Meski naik tipis, harga minyak bisa tertekan lagi karena sentimen negatif pelaku pasar terkait rencana Presiden Trump untuk menghentikan impor minyak Arab Saudi.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex.com - Harga minyak mentah pada sesi Asia hari Selasa (21/April) sedikit menguat di dekat level terendah, tapi berpotensi kembali melemah karena sentimen buruk yang masih tinggi di pasar minyak. Pada saat berita ini ditulis, harga minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan pada kisaran $17.31 per barel, sementara minyak Brent berada di kisaran $25.31 per barel. Secara umum, kedua harga minyak tersebut mencatat kenaikan tipis yang mencerminkan aksi profit-taking investor.

Harga minyak hari ini

 

Trump Pertimbangkan Stop Impor Minyak Saudi

Pandemi Covid-19 yang sudah meluas ke seluruh dunia telah memaksa otoritas di banyak negara untuk melakukan lockdown guna memperlambat penyebaran virus Corona. Hal ini memicu lumpuhnya aktivitas ekonomi sehingga berimbas langsung terhadap permintaan komoditas energi seperti minyak mentah.

Kabar terbaru menyebut bahwa Presiden Trump mempertimbangkan untuk menyetop impor minyak Saudi di tengah lemahnya pemintaan energi dalam negeri; ini merupakan dampak dari lumpuhnya aktivitas ekonomi di sebagian kota besar AS dalam beberapa waktu terakhir.

"Saya mendengar bahwa kita memiliki banyak (persediaan) minyak... Ya, saya akan mempertimbangkannya (untuk menghentikan impor minyak)," kata Trump kepada wartawan saat ditanya mengenai tanggapan atas permintaan anggota parlemen untuk memblokir pengiriman minyak asal Saudi.

"Masalahnya adalah tidak ada yang mengendarai mobil... Pabrik dan bisnis tutup dan kami benar-benar memiliki banyak energi terutama minyak yang kini kehilangan nilainya," lanjut Trump.

Stok minyak yang membanjiri pasar di tengah sepinya permintaan akibat pandemi COVID-19 menjadi sebuah malapetaka bagi masa depan komoditas ini. Harga kontrak berjangka minyak mentah AS beberapa waktu lalu bahkan sempat menyentuh level nol dan turun ke level negatif. Jika persediaan terus melimpah sementara permintaan terhadap minyak terus melemah, maka kemerosotan lebih lanjut bagi komoditas ini tentu tinggal menunggu waktu.

292706
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.