EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,058.45   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 6 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Turun Karena Persediaan AS Lampaui Ekspektasi

Penulis

Meningkatnya persediaan minyak AS menekan harga minyak sejak kemarin. Namun, para pakar masih positif jika pelemahan minyak tak akan berlanjut.

Harga minyak melemah di awal perdagangan hari Kamis ini (28/Maret), dan berpotensi memperpanjang penurunan yang sudah terbentuk sejak kemarin. Pergerakan bearish harga minyak dipicu oleh meningkatnya persediaan minyak AS yang mematahkan ekspektasi penurunan.

Pada pukul 10:15 WIB, minyak tercatat turun tipis, terlihat pada pergerakan minyak Brent yang saat ini diperdagangkan pada kisaran $67.71 per barel, atau melemah 0.23 persen dari level harga pembukaan harian. Secara keseluruhan, minyak Brent telah melemah sebesar 2.33 persen dari level tertinggi sejak November 2018 yang tersentuh pada minggu lalu.

Di samping itu, penurunan serupa juga dialami Minyak WTI (West Texas Intermediate) yang saat ini diperdagangkan pada kisaran $58.96 per barel, atau menurun 0.32 persen dari harga Open harian. Beberapa hari sebelumnya, minyak WTI sempat menembus level $60 per barrel yang merupakan harga tertinggi sejak minggu kedua bulan November tahun lalu.

Harga Minyak Turun

 

Persedian AS Menguat, Analis Masih Optimis

Laporan terbaru yang dirilis tadi malam menunjukkan bahwa persedian minyak AS untuk perhitungan mingguan hingga 22 Maret mengalami peningkatan sebesar 2.8 juta barel, lebih banyak dari ekspektasi sebelumnya yang memprediksi pengurangan sebanyak 2.5 juta barel. Padahal di periode sebelumnya, persediaan minyak AS sudah turun mencapai 9.6 juta barel.

Kendati harga minyak mengalami penurunan dalam dua sesi terakhir, banyak pakar memprediksi jika trend kenaikan harga minyak akan terus bertahan karena intervensi dari OPEC yang siap memangkas output lagi apabila diperlukan.

"Pelemahan harga minyak hari ini tidak meruntuhkan trend bullish jangka pendek yang disokong oleh pemangkasan produksi oleh OPEC dan negara mitra. Penurunan pasokan minyak dari anggota OPEC mampu meredam kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan peningkatan produksi AS," kata Edward Moya, analis pasar senior OANDA.

Perlu diketahui, OPEC berserta negara anggota terus berupaya untuk menstabilkan harga minyak dengan cara menurunkan produksi. Produksi rata-rata OPEC berserta negara mitra dilaporkan hanya mencapai 11.3 juta bph (barel per hari) di bulan Maret, lebih sedikit jika dibandingkan rata rata produksi bulan Februari yang sebesar 13.34 juta bph.

287932
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.