EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,315.04/oz   |   Silver 27.58/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 1 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 1 jam lalu, #Saham AS

Saudi Tepis Upaya Intervensi, Harga Minyak Kembali Gamang

Penulis

Komentar Menteri Energi Saudi kembali memukul ekspektasi akan dicapainya kesepakatan pembekuan produksi yang diharapkan bisa mengatrol harga minyak.

Harga minyak masih diperdagangkan sideways dengan kecenderungan tertekan hari ini (26/8) di tengah penantian pasar menjelang pertemuan informal OPEC di Aljazair bulan September mendatang. Minyak mentah Brent melorot 1.82% di sesi perdagangan sebelumnya, dan kini berada di kisaran $49.53. Sementara minyak WTI sedikit melandai ke $47.24. Komentar Menteri Energi Saudi kembali memukul ekspektasi akan dicapainya kesepakatan pembekuan produksi.

Khalid Al Falih

Menteri Energi Arab Saudi, Khalid Al Falih, mengungkapkan keyakinannya bahwa pasar minyak tak membutuhkan "intervensi signifikan" dalam bentuk apapun saat ini, kepada kantor berita Reuters pasca berpidato dini hari tadi. Lebih lanjut, ia menyatakan hingga kini belum ada diskusi spesifik sama sekali mengenai pembekuan produksi OPEC, meski limpahan surplus terus menahan harga minyak di bawah ambang $50.

Arab Saudi berproduksi dalam rekor laju tertinggi sepanjang masa 10.67 juta bph pada bulan Juli, dan Al Falih mengatakan bahwa produksi minyak bulan Agustus masih akan berada di kisaran itu, meski tak menunjuk angka tertentu. Ia pun tutup mulut mengenai berapa level output yang dinilai cukup mampu menstabilkan pasar. Sosok yang juga menjabat sebagai pimpinan Saudi Aramco ini hanya mengutarakan kembali pandangannya, "Pasar sedang bergerak ke arah yang tepat. Permintaan naik dengan baik di seluruh dunia."

Pernyataan Al Falih kali ini menepis persepsi pasar dari komentarnya sebelumnya yang mengindikasikan kalau pihaknya menyambut baik ajakan diskusi untuk menstabilkan harga.

Sebagaimana diketahui, sebuah diskusi informal yang dihadiri negara-negara anggota OPEC dijadwalkan akan digelar berdampingan dengan International Energy Forum di Aljazair pada tanggal 26-28 September. Rencana ini mencuatkan kembali topik pembekuan produksi yang diharapkan beberapa pihak akan bisa membantu menstabilkan limpahan surplus di pasar minyak, tetapi disinyalir oleh banyak pihak akan kembali berbuah nihil setelah upaya serupa di bulan April 2016 mengalami kegagalan. Konglomerasi keuangan multinasional Goldman Sachs bahkan menilai, meski sebuah kesepakatan dimungkinkan tercapai di kalangan negara-negara produsen minyak, upaya itu takkan banyak mengangkat harga.

271301
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.