7 Fakta Unik Tentang Rupiah Yang Wajib Anda Ketahui
3774
|
Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan minggu lalu (6 Desember 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Di luar dugaan, minggu lalu Rupiah ditutup menguat hampir 0.5% pada level 14037.50 per USD. Harga penutupan tersebut adalah yang tertinggi dalam sebulan terakhir, dan membuat Rupiah menjadi yang terbaik di antara mata uang Asia sepanjang pekan lalu.
Penguatan mata uang Garuda seiring dengan merosotnya indeks USD selama 4 hari berturut-turut. Pelemahan beruntun tersebut disebabkan oleh pernyataan Presiden Donald Trump yang mengobarkan perang dagang baru terhadap Brasil dan Argentina, serta terkait prospek penundaan kesepakatan dagang dengan China hingga Pilpres AS tahun depan. Anjloknya USD juga didukung oleh memburuknya data ISM untuk PMI Manufaktur, Non Manufaktur, dan ADP Non Farm.
Sementara dari dalam negeri, indeks kepercayaan konsumen tercatat naik ke 124.2, lebih tinggi dari perkiraan 118.0, dan menjadi yang tertinggi dalam 4 bulan terakhir. PMI Manufaktur bulan November juga positif dengan kenaikan ke 48.2, lebih tinggi dari perkiraan 47.3. Naiknya kepercayaan konsumen mengindikasikan peluang naiknya pengeluaran belanja, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pasca rilis data tenaga kerja AS akhir minggu lalu yang bagus, diperkirakan Rupiah akan mengalami tekanan di awal pekan ini. Namun, fokus pelaku pasar masih akan tertuju pada kelanjutan perundingan dagang AS-China, mengingat batas waktu pemberlakuan tarif tanggal 15 Desember semakin dekat.
Selain itu, investor juga akan fokus pada FOMC meeting tanggal 11-12 Desember mendatang. Hampir bisa dipastikan The Fed tidak akan memotong suku bunga acuan. Sementara dari dalam negeri, minggu ini tidak ada rilis data penting. Secara teknikal, Rupiah masih cenderung menguat dengan support antara level 14000 hingga 13967.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Selasa, 10 Desember 2019:
- Jam 15:15 WIB: data Retail Sales di Indonesia bulan Oktober 2019 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +0.7% (terendah dalam 3 bulan). Perkiraan: +2.9%.
Senin, 16 Desember 2019:
- Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan November 2019 y/y: bulan sebelumnya: +USD0.16 miliar. Perkiraan: -USD1.8 miliar.
Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Statement FOMC, konferensi pers ketua The Fed Jerome Powell, CPI, PPI, dan Retail Sales.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
Rupiah menguat signifikan (USD/IDR melemah tajam) menyusul terbentuknya pola double top yang diikuti oleh gap turun. Dari penunjukan indikator trend maupun momentum, saat ini USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah masih cenderung menguat):
- Harga berada di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands dan di bawah kurva resistance EMA 34.
- Titik indikator Parabolic SAR pindah ke atas bar candlestick.
- Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
- Kurva indikator RSI masih berada di bawah center line (level 50.0).
- Garis histogram indikator ADX berganti warna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang kuat.
Level Pivot mingguan: 14061.67
Resistance: 14050.00 ; 14076.34 (38.2% Fibo Retracement) ; 14105.00 ; 14128.97 (50% Fibo Retracement) ; 14182.45 (61.8% Fibo Retracement) ; 14217.00 ; 14247.50 (level 76.4% Fibo Retracement) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.
Support: 14010.62 (23.6% Fibo Retracement) ; 13985.00 ; 13967.50 ; 13905.00 ; 13835 ; 13720.60 ; 13571.50 ; 13477.80 ; 13401.60 ; 13328.84 ; 13263.00.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 34 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).
- Titik Swing High: 14355.00 (harga tertinggi 6 Agustus 2019).
- Titik Swing Low: 13905.00 (harga terendah 13 September 2019).