iklan |
iklan |
Salah satu pola pergerakan harga yang populer dan sering terjadi dalam kenyataan adalah pola Double Top dan pola Double Bottom. Hal ini membuktikan bahwa pola pergerakan harga pasar bisa berulang dan tidak selalu acak. Pola Double Bottom dan pola Double Top menggambarkan sentimen pelaku pasar terhadap Range level harga yang dianggap ekstrim. Maksudnya, para Buyer akan mencari titik rendah ekstrim untuk mulai membeli, atau Seller mengintai titik tertinggi untuk menjual.
Teorinya sih terdengar mudah, tapi kita harus mendalami terlebih dulu kenapa pola harga Double Bottom atau Double Top muncul di chart, dan bagaimana cara mempersiapkan rencana trading begitu kedua pola harga tersebut terbentuk.
Pengertian Pola Double Top Dan Pola Double Bottom
Pertama, dari pengamatan pergerakan harga pada chart, Anda dapat menemukan pola-pola harga dengan tampilan seperti huruf "M" atau "W". Sekilas, pola-pola harga seperti itu cukup sering terjadi pada beragam Pair Mayor di timeframe rendah atau tinggi.
Sederhananya, gerakan harga seperti huruf "M" mewakili pola harga Double Top karena ciri khas pada kedua puncaknya. Sedangkan saat harga membentuk huruf "W", itu artinya Anda telah menemukan pola harga Double Top. Tidak sulit untuk menemukannya, bukan?
Kedua, kita perlu memahami bahwa bagi trader dengan disiplin analisa teknikal, pasar sesungguhnya tidak bergerak secara acak. Mereka beranggapan bahwa harga memiliki tendensi untuk membentuk pola-pola harga tertentu secara berulang.
Dari penjelasan di atas, pola Double Top menyorot bagaimana harga membentuk dua puncak dengan ketinggian nyaris sama. Artinya, pasar sudah berusaha mendorong harga naik, tapi ternyata berulang kali "notok" di level harga tertinggi, lalu harga kembali menurun dari puncak tersebut.
Sebaliknya, pola Double Bottom menampilkan usaha Seller untuk menekan harga, tapi berulang kali pula menemukan pertahanan kuat di level harga terendahnya. Jadi harga terlihat kembali membentuk lembah di kisaran harga tersebut.
Berikut contoh pola Double Top dan Double Bottom yang terjadi pada EUR/USD time frame Hourly (H1), dengan potensi profit di atas 100 pip:
Sekarang pertanyaannya: kalau gampang dikenali dan sering muncul, sebenarnya kapan kedua pola harga ini memberikan sinyal trading akurat? Inilah pertanyaan yang perlu digarisbawahi oleh trader pemula. Jawabannya akan dikupas di bagian cara trading berikutnya.
Simak juga: Penyedia Trading dengan Analisa Ahli
Cara Trading Pola Double Bottom Dan Double Top
Setelah paham dengan formasi dan pengertian dasarnya, sekarang kita akan belajar untuk mempersiapkan rencana trading saat pola Double Top atau pola Double Bottom terbentuk.
Menjawab pertanyaan sebelumnya, meskipun kedua pola harga ini relatif sering muncul di chart, bukan berarti setiap kali pola terbentuk Anda harus membuka posisi trading. Kualitas akurasi sinyal pola Double Bottom atau Double Top terletak pada posisinya yang relatif terhadap pergerakan harga sebelumnya.
Maksudnya, Anda harus memperhatikan letak Support dan Resistance penting pada chart, untuk membidik kapan kedua pola harga tersebut berpotensi menghasilkan sinyal trading akurat. Level Resistance penting biasanya ditarik dari pergerakan harga tertinggi pada beberapa periode lampau, misalnya beberapa minggu pada timeframe Daily, atau beberapa hari pada timeframe Hourly. Begitu pula dengan Support, ditarik dari harga terendah selama beberapa candle terakhir.
Umumnya, semakin tinggi timeframe, semakin tinggi akurasi sinyalnya. Jadi untuk pemula, disarankan untuk menggunakan timeframe Hourly atau Daily untuk mendapatkan sinyal terbaik. Mari kita kupas cara menyusun Trading Plan berdasarkan kemunculan pola Double Top dan pola Double Bottom.
1. Cara trading menggunakan pola Double Top:
Puncak pertama (Top #1) pada chart di atas (USD/CAD, H4) mengindikasikan ketidakmampuan Buyer untuk mendorong harga lebih tinggi dari garis putus-putus merah (Resistance). Dari puncak pertama tadi, harga kembali mendaki, tapi lagi-lagi "notok" hingga membentuk puncak kedua.
Jika Anda berani ambil risiko, lakukan eksekusi Sell begitu harga tampak tak mampu lagi mendaki pada puncak kedua (Top #2). Persiapkan Stop Loss di atas High candlestick (nilai harga tertinggi) untuk membatasi kerugian, seandainya harga ternyata malah meroket.
Untuk mendapat sinyal trading lebih akurat, tunggu sampai harga ditutup di bawah neckline pola Double Top. Batalkan posisi Short (jual) jika candle ternyata masih belum mampu ditutup di bawah garis tersebut. Itu berarti, pasar belum mampu terjun lebih dalam, dan sinyal Bearish masih Invalid.
2. Cara trading dengan pola Double Bottom:
Dasarnya sama seperti menghadapi pola Double Top, bedanya hanya terletak pada proyeksi arah harga, serta peletakan Stop Loss dan Targetnya saja. Anda boleh saja mengeksekusi order Buy ketika harga tampak tak mampu menurun lagi dari ceruk kedua (Bottom #2). Persiapkan Stop Loss di bawah Low candlestick (nilai harga terendah).
Alternatifnya, tunggu sampai candle Bullish ditutup di atas neckline. Jika tercapai, eksekusi order Buy dengan Stop Loss di kisaran Swing Low terakhir. Sementara itu, Take Profit bisa Anda sesuaikan dengan Rasio Risk dan Reward.
Masih penasaran dengan pola-pola harga lain dengan akurasi sinyal lebih tinggi daripada pola Double Top atau Double Bottom? Mari kita eksplorasi pola-pola harga baru seperti Head And Shoulders, Triangle, dan Flag. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar pola Double Top, Double Bottom, ataupun pola harga lainnya, dan ingin mendapat jawaban langsung, silahkan berkunjung ke rubrik Tanya Jawab khusus Analisa Teknikal.